Assalamu'alaikum....Sobahal Khoir Ya akhi wa ukhti.Greeting :)
Alhamdulillah...disini saya dapat membuat Blogger ke 2 kalinya,sebab Blog saya yg pertama (annisafitrianiburhan.blogspot.com) ternyata ke Format saya sendiri.Untuk itu terpaksa saya mengcopy lagi blog yang saya pernah tulis.
Semoga dengan adanya Blogger ini saya apat meningkatkan kemampuan saya di bidang mengarang dan menulis,ya memang saya Penulis yang Amatir.
SO...WISH YOU ALL READING MY BLOGSPOT.TRIMS :) SALAM SAHABAT :)
Experience, opinion, activity, creation,religi, love and another story of me
Sabtu, 17 Agustus 2013
Dirujuk Kesepian( Bored ) :(
hari ini cukup cerah,cukup
indah.dimana saat kulirik pagi tadi pepohonan yang menari diterpa angin
,burung berkicau seolah di persawahan dan sang mentari yang mengintip
perlahan di sela-sela awan putih.Siang telah berlalu...dan sore kini ku
jalani .terlihat awan yang kelam dan mendung saat ku intip di sela-sela
jendela rumah,kilat yang terlihat di awan pertanda akn turun hujan
deras.
Benar saja tak lama
derasan air hujan turun ke bumi membasahi rumput dan pekarangan
rumahku,dedaunan terlihat bergoyang diterpa angin hujan.ku tutup jendela
rumah,segera aku rebahkan tubuh ini di ranjang kasur.dan kurasa
pikiranku kini juga terdukung oleh alam yang kelam,ya mulailah aku
merasa bosan dan terhenyak dalam kalbu yang kelam kesepian jauh dari
candaan orang :(Ketika berada di ujung harapan :(
ya.ya.kini aku berada dalam awan
kelam yang terbayang bagai otak dan pikiranku yang rumit.Mungkinkah
orang selainku kini sedang berada dalam putus dan asa yang
menyatu?kurasa tidak.terasa sakit bila kaki menginjak duri kaktus dan
paku,tapi hal itu tak seberapa dengan putus asa yang sedang ku
jalani.Entah mengapa aku juga ngga tau mengapa kini aku cepat putus
asa?aku sedih,aku malas lagi dengan semua yang ku harapkan dan berfikir
optimis,namun apa?hasilnya?huh! apa aku belum berkorban?bekerja keras?
Namun bila aku berfikir psimis sebelumnya,ternyata hasilnya baik dan memuaskan..harus begaimana aku?
Mungkin rasa sakit
terkena duri dapat terobati,tapi kirasa rasa sakit yang ini tak bisa
terobati oleh apapun terkecuali sekarang dan detik inipun dunia akan
memutarkan pikiranku semudah membalikkan tubuh orang
Cerbung Part2(Lembar buku Kisah Remaja)
Lembaran Buku Kisah
Senja Pagi telah tampak dari Ufuk sana,Seakan akan mengintip tubuh mungilku yang mulai menyodorkan tubuhku di sela2 jendela kamarku,Subhanallah betapa indahnya Ciptaan alammu ini seakan akan menyambut pagi buta ini.Getaran Arlojiku sudah bergetar di atas lemari,itu pertanda bahwa Saat ini Jam menunjukkan pukul 05.00 meski saat ini masih waktu Fajar,namun keluargaku sudah memulai aktifitas rutin termasuk aku yang saat ini baru saja Sholat berjamaah bersama Ayah,Mama dan Kak Nola.
Oh ya...Inilah Buku Diaryku yang biasa ku isi Curahan hatiku kapanpun ku mau,namaku Amanda Shafiyya Aku terbiasa di panggil Sofi,Aku lahir di keluarga yang religius meski kami bukan seorang turunan Kyai.Saat ini aku duduk di bangku SMA,tepatnya di SMAIT Al-Kahfi.ya memang,Ayah dan mama menyekolahkanku di tempat yang di dalami ilmu agamanya sejak aku TK.Aku memiliki Seorang kakak perempuan namanya Nola Shafiyya,sekarang dia sedang Kuliah semester 1.Aku tak mengerti mengapa ayah dan bunda menamakan kami berdua dengan nama terakhir'Shofiyya'menurut mereka sih,itu artinya permata keluarga.
Seperti nya,hari ini adalah hari pertama ku lukiskan sebuah Curahan hatiku di Diarry ini
Ku langkahkan kaki menuju sekolahku,setelah aku berpamitan pada Ayah dan mama.Meminta doa dan restu adalah kewajiban setiap anak di kala sebelum menuntut ilmu.Pagi itu,ada banyak hal yang ku kagumi di saat aku bersepeda menyusuri kampung2 menuju sekolahku yang tak terlalu jauh,Burung2 nan lucu sepertinya mengintip dari sangkarnya di atas pohon sambil bersiul seakan akan burung itu menyambut pagiku ini,Pertama bibirku pun mulai menyapa pada semua orang di sana.Rupanya itu Bi Mira,tetenggaku yang sedang tawar menawar dengan pak Joko si tukang sayur.Seperti inilah suasana kampungku ini di pagi hari,orang2 sibuk dengan aktifitasnya.
Saat sampai di Kelasku,X-1 inilah percakapan pertama sahabatku
"Hai,Sofi Sobahal Khoir?bagaimana sudah mengerjkan 'Home Work'?kata Dina sambil menepuk bahu kananku.
"Hai juga,Alhamdulillah pagi ini keadaanku bgtu baik dan masalah Home Work yang pasti sudah."Kataku sambil menatap dirinya.
Dan lucunya,Amir si Seksi Kebersihan langsung menyerobot pembicaraanku,
"Piket,piket,piket Non...piket Non!"kata Amir sambil membawa gagang sapu untukku.
"yayayaya...aku tau tuan:("kataku sambil mengambil gagang sapu Amir.
Setelah piket,KBM pun dimulai di awali dengan bertadarus Al-Quran,kebetulan akulah yang jadi Seksi Rohisnya.
^&*
Hari ini khusus mata pelajaran Al-Quran hadist,inilah mata pelajaran yang sangat kusukai setelah mata pelajaran B.Arab.
Usai pelajaran ini selesai,di tengah2 waktu sekolah ku lirik jam
tanganku dan jarumnya menunjukkan pukul 09.30 dan tiba2 terdengar
loncengan bel sekolah itu pertanda bahwa istirahat telah tiba.Semua
murid menyempatkan Moment ini untuk segera menghampiri kantin,namun
aku,Dina,Upi lebih menyempatkan terlebih dulu ke Musholla untuk
melaksanakan Sholat Sunnah Dhuha.Seusai itu barulah kami segera
mendatangi tempat ramai itu'kantin'untuk segera membeli Bakso dan teh
botol itulah Favorit jajanan kami.
Setelah berjam jam menuntut ilmu di sekolah,tibalah kini saat2 yang
ditunggu tunggu murid yaitu'pulang'memang sih ngga bisa dipungkiri bahwa
aku sendiripun senang dengan moment2 ini.Ku Gowes pedal sepeda ,dan
saat itu kulihat Dina,Upi sudah dijemput ojek langganannya.
"Sofi,hati2 ya...sampai jumpa"kata Upi yang sedang digonceng ojek sambil melirik diriku yang berada dibelakangnya.
"Oke...begitu juga denganmu ya Upiw,hati2"kataku dengan memanggil nama sebutannya upi.
Dan tiba tiba bikin aku rese di saat aku menyapa Upi,Amir yang juga
mengendarai sepedanya tiba2 menyerobot dan membuat sepedaku hampir
oleng.Ada2 saja ini anak,memang bikin aku kesal.ya memanglah meski dia
anak yang rajin dan juara kelas,tapi masalah kekonyolannya itu ngga
karuan huh:(
"Duh,cewe lama banget cuma ngegowes sepeda aja...lolaaa tau,oh
yaDuluan ya Non abis lama banget dah"kata Amir yang menggowes pedal
sepeda sambil melirik pandanganku dibelakangnya.
"Issh,rese Amiiir!!!!hampir aku jatuh,apa kamu mau tangggung
jawab?dasar cowok nyebelin"teriakku dan orang2 disekelilingku melirik
aku dengan heran,tapi Amir malah menghiraukannya.
____Lalu...aku terus mengayuh pedal hingga menambah laju sepeda,aku berniat ingin mengejar Amir yg berada jauh meninggalkan aku.Namuuun...ditengah perjalanan tak jauh dari sekolah,aku melihat sebuah buku seperti buku coretan/semacam buku yg sudh terlihat kumal terpapar tepat di pinggir selokan,dan buku itu bertuliskan Amir Syafiq.yap itukan nama Amir.ku ambil dan segera aku berteriak memanggil Amir yg makin cepat melaju."Amiir.Amiir.Amiir.tungguu!!! bukumu".teriakku sekeras2nya namun Amir tak perduli.
_____Sampai di Rumah
"Assalamualaikum,ma".kucium telapak tangan mama yg baru saja sudah memegang cabai.
"Waalaikumsalam.aduh nak.tangan mama bau habis mengulak cabai".mama khawatir.
"i..i..iya ma.aduh periihh aaa".sambil berlari menuju kamar mandi dan segera kubasuh dng air.
"huh...sofi,sofi."desis mama sambil tersenyum.
Setelah kubasuh mataku dan kubereskan perlengkapan tadi seklah,aku bergegas ke kamar dan ingin sekali rasanya membuka buku Amir,saking penasarannya kubuka perlahan dan kuucap Bismillah...maaf akan kubaca ya.
Aduh..beginilah rupanya buku seorang lelaki terlihat depannya saja sudah kumal dan usang banyak sekali coretan ga jelas di tiap lembarannya."Ah..ngga ada yg menarik".desisku dalam hati.tapii saatku buka lembaran terbelakang bertuliskan "Why You not Respect to me,I really like You!{Amanda Shafiya}.
"hah???...apaini tulisan apaini oh ngga,nggaaaa!!!
kubuka lembaran ke 2 dari terbelakang."You are beauty,Smart and cute,but You Always Angry to me.why sofi?.
"ah nggaa.,te ternyata di,diaaa.hfft !!"
Ku lempar buku itu ke sudut kamar dan tubuh ini tiba2 begitu lemas dan tak sdar aku terlelap dan memejamkan mata.
________1 jam 5 menit selanjutnya
"aduh jam berapa ini? i.ini pagi atau sore ya?aaa ko lupa sih?"terkadang saking lelapnya tidur hingga lupa waktu,ternyata sudah sore.
Loh ko buku Amir mana?aduh gawat kmn ini.tanpa pikir panjang aku bergegas mencari-cari buku itu dan hasilnya ngga ada.lalu...au heran tiba-tiba ada ka nola di ruang TV.mengapa dia sudah kembali ke Rumah kan seharusnya ada di kost.
"nyari apa fi?buku ya?yg namanya Amir kan?".ledek ka nola
"ih...ko tau si?ih jngn2 sma kakak ya?"
"iya nih lg kubaca lagian rajin bngt kamu bawa bukunya amir ke rumah.ada apa ya hayoo??kata ka nola.
"siniin.siniin dong kak.ah rese.siniinnn!!!"kurebut dari genggaman ka nola.
"Ya...nih!".dilepaskannya buku Amir dari genggaman ka nola
Kubuka lagi setiap lembaran buku Amir dan kuperiksa kembali.
"ternyata Ada juga yah yang ngincer kamu".ledek ka nola.
aku berusaha untuk menghiraukannya dan tidak menjawab sepatah katapun dan segera kembali ke kamar mengunci pintu.
___Pagi yang Cerah
Seperti biasa biasanya bangun pagi pukul 04.30 segera sholat shubuh dan mandi,membereskan kamar,sarapan dan pamit.Kukayuh sepeda kesayanganku menuju gudang menuntut ilmu.Namun di pagi ini ada yang berbeda.yap.Amir rupanya tidak naik sepeda melainkan diantar papahnya dengan mobil,terlihat mobil itupun dikendalikan dari pintu gerbang rumah Amir.tapi mengapa?padahal sekolah tidak begitu jauh dari rumah.ah manja sekali!.Dipertigaan jalan aku terus menambah laju sepedaku di depan mobil papahnya amir,hingga tak sadar ada sebuah kubangan besar tak berairdan aku terjatuh tepat di kubangan itu.Astagfirullah!! Ya Allah kenapa ini,haduh gimana ini menegrtilah aku ya Allah aku kan mau sekolah.inilagi kenapa coba ban sepeda belakang bocor tertusuk batu.aahh....!
tampak mobil papahnya Amir tepat berada dibelakangku,aku belum bangun dari kubangan itu.namun entah mengapa papah Amir begitu baik padaku menolong dan segera mengangkat tubuhku juga sepeda."Aduh nak sofii...sampe jatuh begini ginama ceritanya?.dan ban sepedamu rupanya bocor ya?.Kata Papahnya Amir.
"i..i ya ni pak..aku juga ngga ngerti mengapa aku bisa jatuh mungkin karena melamun.sudah pak ,bapak duluan saja aku nga apa apa ko.terimakasih banyak ya pak".kataku.
terdengar suara amir dari kaca pintu mobil"sudah nonaa..naik saja mobilku.nanti terlambat loh!".
"iya nak..ayo dan urusan sepeda biar saja taruh di depan rumah bapak,kan belum jauh dari rumah bapak".sambung papah amir.
Setelah ku taruh sepedaku di beranda rumah Amir,terpaksalah aku menaiki mobil itu.yap.aku tepat disamping Amir duduk.dan tiba-tiba saja mengpa tubuhku bergetar dan detak jantungku berdegup kencang?.aahh!.
"Kenapa non?melamun itu bisa Kemasukkan".ledek amir
"Kemasukkan apa?"jawabku dngn jutek.
"ya..Kemasukkan"jawab amir singkat
"ah...rese kau!"jawabku dengan nada tinggi.
___________Sampai di sekolah
"terimakasih banyak ya pak".ku ucap pada papah amir.
"sama-sama nona manis".kata amir
"loh...kenapa km yg jawab,ihh!"kataku
Papah amir hanya terseyum saja melihat tingkah kita berdua.
__di pintu Kelas
kenapa ini?semua orang sampe melirik aku dan amir sambil tersenyum.dalam hatiku.
"Ciee..ehem uhuk ratu dan pangeran kerajaan datang berdua".Kata Rudi salah satu teman Amir.
Semua orang bersorak sorai,aku menghiraukannya dan segera jalan seperti robot secepatnya menjauhi mereka.
___Di Kelas
Secepatnya ku taruh tas berwarna ungu itu di bangku,terdiam dan tanpa ocehanpun aku duduk di bangku itu.ohyaaa...hari ini kan aku piket :( yaampun lupaa.lalu aku ambil sapu lantai tepat dibelakang kelas dan segera piket menyapu ruangan kelas ini.saat ku rogoh-rogoh kolong mejaku untuk ku bersihkan kotorannya,ternyaaataaaaa....kurasakan segumpal kertas yang sudah lecek lalu ku buka tulisannya...apa ini?hah?gk gak mungkinn? segumpal kertas itu bertuliskan"HY SOFIII,,,PEKA DIKIT DONG! GAKTAU YA AKU TUH LAGI SUKA SAMA KAMU"dan di terakhir tulisan itu ada sebuah nama "AMIR" nggaaakkk!!!
____ISTIRAHAT__________
Ternyata waktu begitu cepat berlalu usai 2 pelajaran.Seperti biasa,aku,upi juga dina segera menghampiri Rumah Allah"Mushalla"untuk segera sholat dhuha.eh,ada yang beda ternyata Amir and the gank ikut sholat juga,ada apa yak?hffft -______- entahlah.
Setelah sholat,aku,upi juga dina tanpa pikir panjang langsung bergegas ke tukang Mie ayam "Mas Kumis" hehe ;).eh...ternyata amir juga ikut-ikutan beli mie ayam.ihhh...nyebelinn..Setelah mendapatkan mie ayam masing-masing.lalu aku tambahkan mie itu dengan sedikit saus sambal sambil bercakap dengan Dina.Bermula dengan Bismillah segeraku makan mie yang mantap itu saking panas dan pedasnya mukaku memerah dan bibirku terasa bengkak kepedasan,apa mungkin tadi kuberi sausnya kebanyakan?ah,, air dina..air din...mana air dina?cepetan ! teriakku.
tampak Amir menghampiriku dan membawa sebotol teh sosro"pelan-pelan dong makannya,kasian tuh muka tambah merah udah kayak cabe haha "ledek amir sambil menyerahkan teh ke aku.
"apasi...pedes tau gk?"sambil ku ambil teh dari pegangannya,dan ku sedot hingga tehnya habis setengah botol.dan aku gak tau sebenernya teh itu pemberian dari amir loh.
"udah gak pedes lagi kan fii?"kata upi.
"Alhamdulillah...gilaa kejer banget tau gk?"jawabku.
"eh,iya mir ini teh botolnya lumayan tinggal setengah lagi,ni buat kamu haha"ku hampiri Amir yang duduk tepat dipinggir meja makan.
"udah lu ambil aja,gratis ko..gua beliin buat lo hehe "jawab amir tersenyum
"serius ni?makasih amiir..haha"jawabku
"cieeee,,ehem,,uhuk hemmm"kompak kawan amir
Aku berusaha menghiraukannya tetapi gak bisa menahan tawa,jadikan ketawa dah.kalo Amir senyum-senyum gak jelas udah kayak bahagia bangeet.
__Memasuki pelajaran ke 3_______---
Pelajaran ke 3 itukan Al-Qur'an hadits,seneng banget kalo gurunya udah nerangin tajwid masalah waqaf.Bu ima,guru Qurdits memberi pertanyaan masalah waqaf,tak kusangka akhirnya aku bisa menjawab dan ini merupakan nilai tambahan untuk di rapot kelak.
______Pulang usai 3 jam berlalu
yah,hari ini cukup menyedihkan pulang gak pake sepeda nah terus aku pulang sama siapa?udah gitu jalan?hfft -__-
"Sof...bareng yak kan lo mau ngambil sepeda di rumah gua"amir menghampiriku.
"terserahlah.."jawabku cuek dan singkat
"kenapa sih lo jutek banget sama gua?haha"ledek amir,tapi kata-kata itu bikin nyes banget
"nah terus kenapa kalo aku jutek?ihh"kataku
"gak boleh,,"jawab amir singkat
"au ah !"kataku
"awas,,hati-hati jalannya jangan terlalu dipinggir jalan raya banget takut kesenggol motor"khawatir amir
Sengaja ini aku lakukan biar gak terlalu deket banget sama amir,gak mau disangka pacaran.
"iyaa amir gak bakalan"
"eh lu udah baca belum kertas yang di kolong meja lu?haha"kata amir
"udah,,terus kenapa?apa maksudnya sih?jangan ngada-ngada"kataku
"terserah sih lu mau suka apa kagak ke gua,yang jelas gua fans gelap lu"lirik amir
"yaudah si.."kataku
dalam hati..yaampun amir?dia suka ke aku?tapi kenapa aku juga akhir-akhir ini agak beda ke dia.
"yuk udah sampe,,tar dulu gua buka gerbangnya..tuh sepeda lu kayaknya udah dibenerin sama papah"kata amir
"eiiittdah makasih gitu bilangin ke papah kamu mir pas nanti pulang kerja"kataku sambil membawa sepeda itu keluar gerbang
"iyadah..mau kemana lo?tar dulu napa main dulu di rumah gua,,"kata amir
"dih..ngapain mir?udah sore nih"kataku sambil naik ke jok sepeda
"yakan kirain aja lu mau bantuin ngerjain PR Fisika gua,ah lu mah pelit banget dah punya ilmu ge,biar berkah bagi-bagi dong"kata amir
"hemm..yalah amir tapi sebentar loh..ohya pinjem hp napa buat SMS mama kalo aku ada disini"kutaruh kembali sepeda itu di garasi motor amir.
"oke nonaa"
"Assalamu'alaikum"bergegas masuk ke rumah amir yang jauh lebih megah dari rumahku
"wa'alaikumsalam"jawab amir
"mir,,,mamah kamu mana?gak ada?"tanyaku
"iya,,mamah lagi ke Jaktim sebentar lagi arisan keluarga"
"oh"
"mau apa?teh?sirup?es buah?atau apa?
"alah gak usah mir,yaudah,cepetan ih mana Fisika nya?"
"yayaa"
Ternyata amir bohong padahal dia juga bisa ngisi PR yang ini :(.
"ih,,bohong yak?ini bisa ngerjain"kataku
"haha..bodoamat,gua takut fi..di rumah sendirian"
"hah?ternyata aku itu cuma nemenin doang?rese"
"yalah,,,udah sono lu nonton TV di kamar gua"
"dih ngapain?gak deh"
"eh mir,,,boleh gak liat kamar kamu ahaha"
"sonolah"
pas masuk di kamar amir,bau farfum cowok gitulah...iyasih wangi,yaampun ternyata kasur amirpun lebih rapi,buku-buku juga tertata semua dan ada novel.
"amir..boleh gak minjem novel yang ini"the dreamers"
"boleh buat kamu aja"
"gak aku cuma minjem ko,novelkan mahal mir"
"udah gak apa napa sih,ikhlas ko gak bakalan diomelin mama papa"
lalu aku duduk di sofa sambil berfikir kalo ternyata amir walaupun cowok tapi dia punya banyak novel dan gemar baca novel yaampuun..
dari sisi kamarnya cukup rapi pertanda kalo dia tipe cowok yang bersih
dan kenapa aku jadi agak suka karna perilaku dia,ohya dikamarnya juga tadi ada tempelan kaligrafi bikinan dia terus ada jadwal sehari-hari.kreatif ternyata dia tuh.
Kembali aku bergegas ke kamar amir lagi,saat di atas lemari pakaiannya tampaknya ada foto aku.hah?
"amiiirrr...foto siapa ini?foto ava twitter aku kenapa kamu cetak?"
"ihh...ehm.ehm lupa.."
"apa yang lupa?"
"siniin sof..bohong bukan gua yang naruh di situ"
"terus siapa lagi?inikan kamar kamu"
"udah gua bilang gua itu fans gelap lo"
"ya tapi..."tak kulanjutkan omongannya
"gua suka lo ih"sambil merebut foto
"ah..elah"ku berikan foto itu ke tangan amir(terpaksa)
"soalnya lo cantik,pinter,sholeha"
pas amir ngomong itutuh aku ngerasa nge-fly yaammpuun
"aku pulang ah amir"
"oh ya...udah lumayan lama"
"ya,,takutnya mama khawatir walaupun udah di SMS"
"makasih yak sof...kalo masalah foto itu sebenernya mama sama papah udah tau loh,,tapi mereka gak marah haha"
"huh..assalamualaikum."
"wa'alaikumsalam,makasih yak udah ditemenin"
ku ambil sepeda di garasi motor dan segera menggoes hingga pulang ke rumah
______di rumah
"Assalamu'alaikum mama"
"wa'alaikumsalam...udah bantuin amir ngerjain PR Nya?"
"yagitu"
___
Ku letakkan tas,sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya usai bersalaman dengan mama tanpa menjelaskan masalah sepeda yang rusak tadi pagi,segera aku bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat ashar karena jarum jam telah tertuju pada angka 15.45.Setelah berwudhu,aku menunaikan sholat ashar,barulah selesai sholat aku segera mandi.
______20 menit berlalu
yak,inilah waktunya untuk ngerjain PR Fisika.pikiranku belum konsen,di otakku itu hanyalah sebuah bayangan tentang Foto aku yang Amir cetak yang disimpan di kamarnya,arghh...kenapa sih yaampun dia ko gitu benget ya?tapi kenapa setelah aku main ke rumahnya,melihat kamarnya yang begitu rapi,aku malah suka ke dia?apa aku suka typycal cowok kayak gini?.ah sudahlah ayodong konsen napa .
5 menit berlalu,akhirnya Konsen juga__________
Usai mengerjakan PR sebanyak 10 soal beserta 5 Essay,aku terpaku ingin segera membaca Novel"THE DREAMER"Novel yang Amir kasih ke aku.aduh baik banget dia ya Tuhan.
_Novelpun kubaca
Novel ini cukup menarik dari halaman pertamanya saja sudah begitu dramatis,rasanya aku ingin tau siapa orang yang sudah membuat Novel sebagus ini.aku ingin sekali seperti dia seorang NOVELIS REMAJA aaaa...
______Sudah 18 halaman Kubaca
tampaknya mata udah gak bisa diajak kompromi lagi buat baca,kantung matapun sepertinya membengkak melihat ribuan kata bahkan huruf.kuputuskan untuk menunda membaca Novelnya.
Rupanya waktu sudah menunjukkan pukul 17.35 betul saja buktinya ayah sudah pulang
"Assalamu'alaikum"salam ayah sambil memasuki ruangan rumah
"wa'alaikumsalam ayah"aku bergegas ke luar kamar menemui ayah
"mama mana?"tanya ayah
"oh mama ada ko sofi umpetin yah"canda ku
"ada-ada saja kamu nak"geleng ayah sambil tersenyum
"mama ada di dapur yah kayaknya lagi asyik liatin bawang,cabe,kemiri,ketumbar sama terasi hahaaaaha"candaku lagi.
"sofi-sofi mau jadi komedian nak?haha"ayah tertawa keras
______Esok hari sampai di sekolah
Pagi yang cerah tampak sang surya yang begitu bersinar emas muncul di antara kerumunan awan-awan putih.Ku lihat di jendela kelas saat pagi itu sesampainya di kelas.di kelas tampaknya hanya aku saja yang sudah sampai disini.
Tiba-tiba....
"Hay Sof.."Ujar Amir yang baru datang di kelas
"ehm..ya hay juga semir haha"jawabku
"ledek atau apa?semir sepatu?dasar sofa kursi haaha"ledek amir.
"satu seri dah"
"eh,lu udah tau belum isi PR fisika yang nomor 6?susah fi"
"udah dong semir..katanya kemarin udah?"
"yagitulah ternyata nomor 6 nya kelewat"
"huh...yasudahlah nih nomor 6 aja ya semiiirr"kuserahkan buku fisika pada amir
"dasar pelit sofa kursi"
Bidi salah satu Gank atau sejoli Amir datang
"Assalamu'alaikum"ujar Bidi
"wa'alaikumsalam"kompak aku dan amir
"ciee,,,kompak nih lagi ngapain tuh berduaan?tumbenan"ujar Bidi sambil menghampiri aku dan amir
"Gue lagi pacaran"jawab Amir polos
"hah?gak bohong bid"timpalku
"jangan muna lo berdua gua tau ko"ledek Bidi menatap aku dan amir
"iya kan emang gue lagi pacaran"jawab amir lagi.
"sumpah yak semiiirrr rese semiir sialan ! "kataku sambil melempar buku Fisika ke Punggung Amir.
Amirpun lari ke luar kelas menghindari kemarahanku,tapi aku gak tinggal diam akupun mengejarnya
"ampun napa fi"
"yaudahlah,sini deh"kataku dan berhenti mengejarnya.
"ya"
Ketika Amir kembali ke kelas,menghampiriku langsung saja kupukul dengan buku itu lagi
"nih rasain semiir"sambil ku pukul punggunya ke 2 kalinya
"cukuuuup !!! sofaaaa"kata amir
"yaudahlah kasian semir yang malang"
"terus Gue salah gitu kalo gue emang suka sama lo sofiii?Peka dong,hargai dong gue"tanya amir dengan suara keras,dan tampaknya Dina,upi dan yang lainnya sudah datang di kelas dan sepertinya mereka mendengar pertanyaan amir itu
"Hargai Amir fii,,ayolah GO GO"ujar Upi
Dan tampaknya Amir marah dengan apa yang udah aku lakuin ke dia tadi :(
"Amiir?"tanya ku ketika amir kembali ke kursi mejanya dengan muka kecewa
tapi tak satu katapun ia keluarkan dari mulutnya.kenapa ini yaampun..
___Bel masuk pelajaran pertamapun berbunyi keras
1 jam berlalu Mapel fisika__________
tapii,,,Amir keliatannya masih pasang muka sinis dan marah
1 jam berlalu di Mapel ke 2 B.inggris___
Dia ya dia si Amir berhasil menjawab pertanyaan dari Mis Riri.hebatt...
____________Istirahat
seperti biasanya aku,dina dan upi menghampiri musahalla dulu,tapi rupanya ada yang berbeda dengan kelakuan amir hari ini.dia gak jajan atau pergi ke kantin.kenapa ya?entahlah..
_______Pulang
seusai sampainya di rumah dan bersalaman dengan mama---sholat ashar
aku terpaku ingin rasanya mengirim SMS untuk amir tentang kejadian tadi
ASSALAMU'ALAIKUM.AMIR MAAFIN AKU YA..TADI AKU CUMA GAK MAU ORANG TAU KALAU KAMU SUKA SAMA AKU.GITU AJA KO.."itulah teks messege yang aku kirim ke Nomor hpnya,tapi.....udah 1 jam juga gak dia bales
Kuputuskan untuk mengirim ke2 kalinya di BBM,tapi....gak dibales juga
Kukirim sebuah SMS untuk Dina"Assalamu'alaikum dina tolongin aku din...tolong SMS amir kalo aku minta maaf sebesar-besarnya aku merasa bersalah banget,tadi dia gak bales SMS dari aku.Trims :)"
________esok hari di kelas
"sof..kemarin sore,aku SMS amir dan menjelaskan kalo kamu itu minta maaf dan aku tanyain kenapa dia marah,ternyata dia itu udah maafin kamu dan dia pengen kamu itu bisa jadi teman dekatnya doang,hargain kalo Amir itu suka sama kamu"jelas Dina
"yaampun..jahat sekali emang aku ini.mulai sekarang aku bakal hargain kemauan dia din.."ujarku
"Oke Sof..mulai sekarang kamu harus bisa hargaian apapun yang Amir lakuin ke kamu termasuk kalo dia itu pengen banget deket sama kamu fi"Kata Dina sambil mengelus bahuku.
Dan aku hanya tertunduk saat Dina memberi nasihat dan entah kenapa hati ini rasanya ingin tak berbicara satu katapun khusus hari ini,ya Bad days :(.
___Tadarus mengawali Pelajaran
Seperti kalanya seusai denting lonceng sekolah diguncangkan aku si seksi rohis berperan penting dalam memberi himbauan pada teman seisi kelas untuk segera bertadarus tepatnya hari ini Q.S AL-ahzab ayat 30-35,Seisi kelas pun segera mengambil Al-Qur'annya masing-masing di lokernya,entah mengapa Amir malah menghiraukan himbauan mengaji ,malahan dia asyik dengan dunia nya sendiri memainkan sebuah gumpalan kertas.Pikiran dan mataku tertuju padanya ataku tersorot tajam ke pandangannya.lalu segera kuberikan Al-Qur'an padanya
"Amir..baca Al-Qur'an !!! Q.S AL-ahzab ayat 30-35 kamu gak liat apa yang aku tulis di White board?apa mungkin kamu lagi haid?gak mungkin kan?ayo baca dong"Kuberikan Al-Qur'an pada Amir.
Amir hanya mengambil Al-Qur'an dariku saja,tapi dia gak ngeluarin sepatah katapun termasuk IYA atau MAKASIH.hfft-_______-
Tiba -Tiba Bidi yang duduk di pojok kelas membuyarkan omongan tengilnya
"Amir galau..Amir galauu...aahaha galau kenapa mir,lo kgk bisa Move On dari sofi?"
Setelah itu tiba-tiba Bu Yani Guru mata pelajaran PLH tiba di kelas dan segera mengajar Pendidikan Lingkungan Hidup tentang"BENCANA ALAM"
1 jam berlalu____________
Mapel ke 2 usai sudah________________
_Istirahat
Gak Seperti biasanya Aku gak mau untuk beranjak dari kursi kelas,dan kebetulan hari ini aku sedang haid jadi gak sholat dhuha dulu deh.yaudahlah sekalian aja gak usah jajan,pikirku.
"Fi,,gak sholat?gak jajan?"ujar Upi
"iya fi,,ayodong GANBATE dikit lah,,isi perut dulu,kasian cacing di perut udah demo"sambung Dina sambil menarik tanganku
" aku lagi haid din,,pi,,lagipula hari ini gak mau jajan dulu,kalian jajan aja berdua"kataku sambil melepas sentuhan tangan Dina
"ehm..udahlah kamu mau nitip makanan apa?Mie ayam,bakso,tahu bulet atau apa?"
"aku gak mau nitip makanan apapun din,aku mau nitip hati aja"kataku polos
"lagi galau nih rupanya?"sambung Upi
"Tanya saja pada Rumput yang menari-nari disana"ujarku
"ehm..bener nih fi gak mau jajan?yaudah aku sama upi jajan dulu ya"kata Dina
"yaps"
Dan bodohnya diriku setelah Dina dan upi pergi ke kantin,ternyata Amirpun gak ke kantin untuk jajan dia malah duduk terpendam di kursinya tepat 2 bangku dibelakang kursiku.aduh bodoh sekali aku hft_______-
Tiba-tiba gadis cantik berkerudung putih yang anggun terlihat di Pintu kelas sambil menyodorkan kepalanya yang melinguk ke tempat dimana Amir duduk
"Amir,Amir ayo sini ,jangan bengong udah kayak Ayam Klepek-klepekan "kata Gadis itu sambil melambaikan sebelah tangannya
"iya Balqis,haha lo bisa aja deh"jawab Amir sambil menghampiri dimana gadis itu berbicara.
Oh..ternyata Gadis itu namanya Balqis kelas X berapa ya dia?ah..ko jadi envy begini sih cemburu ya tuhan ternyata amir sudah bisa mencari sahabat perempuannya lagi :(
Saat mereka pergi berdua Ku intip dari pintu kelas dan tampaknya Amir dan Balqis masuk ke ruang kelas X-5,sepertinya itu kelasnya Balqis
____Lalu...aku terus mengayuh pedal hingga menambah laju sepeda,aku berniat ingin mengejar Amir yg berada jauh meninggalkan aku.Namuuun...ditengah perjalanan tak jauh dari sekolah,aku melihat sebuah buku seperti buku coretan/semacam buku yg sudh terlihat kumal terpapar tepat di pinggir selokan,dan buku itu bertuliskan Amir Syafiq.yap itukan nama Amir.ku ambil dan segera aku berteriak memanggil Amir yg makin cepat melaju."Amiir.Amiir.Amiir.tungguu!!! bukumu".teriakku sekeras2nya namun Amir tak perduli.
_____Sampai di Rumah
"Assalamualaikum,ma".kucium telapak tangan mama yg baru saja sudah memegang cabai.
"Waalaikumsalam.aduh nak.tangan mama bau habis mengulak cabai".mama khawatir.
"i..i..iya ma.aduh periihh aaa".sambil berlari menuju kamar mandi dan segera kubasuh dng air.
"huh...sofi,sofi."desis mama sambil tersenyum.
Setelah kubasuh mataku dan kubereskan perlengkapan tadi seklah,aku bergegas ke kamar dan ingin sekali rasanya membuka buku Amir,saking penasarannya kubuka perlahan dan kuucap Bismillah...maaf akan kubaca ya.
Aduh..beginilah rupanya buku seorang lelaki terlihat depannya saja sudah kumal dan usang banyak sekali coretan ga jelas di tiap lembarannya."Ah..ngga ada yg menarik".desisku dalam hati.tapii saatku buka lembaran terbelakang bertuliskan "Why You not Respect to me,I really like You!{Amanda Shafiya}.
"hah???...apaini tulisan apaini oh ngga,nggaaaa!!!
kubuka lembaran ke 2 dari terbelakang."You are beauty,Smart and cute,but You Always Angry to me.why sofi?.
"ah nggaa.,te ternyata di,diaaa.hfft !!"
Ku lempar buku itu ke sudut kamar dan tubuh ini tiba2 begitu lemas dan tak sdar aku terlelap dan memejamkan mata.
________1 jam 5 menit selanjutnya
"aduh jam berapa ini? i.ini pagi atau sore ya?aaa ko lupa sih?"terkadang saking lelapnya tidur hingga lupa waktu,ternyata sudah sore.
Loh ko buku Amir mana?aduh gawat kmn ini.tanpa pikir panjang aku bergegas mencari-cari buku itu dan hasilnya ngga ada.lalu...au heran tiba-tiba ada ka nola di ruang TV.mengapa dia sudah kembali ke Rumah kan seharusnya ada di kost.
"nyari apa fi?buku ya?yg namanya Amir kan?".ledek ka nola
"ih...ko tau si?ih jngn2 sma kakak ya?"
"iya nih lg kubaca lagian rajin bngt kamu bawa bukunya amir ke rumah.ada apa ya hayoo??kata ka nola.
"siniin.siniin dong kak.ah rese.siniinnn!!!"kurebut dari genggaman ka nola.
"Ya...nih!".dilepaskannya buku Amir dari genggaman ka nola
Kubuka lagi setiap lembaran buku Amir dan kuperiksa kembali.
"ternyata Ada juga yah yang ngincer kamu".ledek ka nola.
aku berusaha untuk menghiraukannya dan tidak menjawab sepatah katapun dan segera kembali ke kamar mengunci pintu.
___Pagi yang Cerah
Seperti biasa biasanya bangun pagi pukul 04.30 segera sholat shubuh dan mandi,membereskan kamar,sarapan dan pamit.Kukayuh sepeda kesayanganku menuju gudang menuntut ilmu.Namun di pagi ini ada yang berbeda.yap.Amir rupanya tidak naik sepeda melainkan diantar papahnya dengan mobil,terlihat mobil itupun dikendalikan dari pintu gerbang rumah Amir.tapi mengapa?padahal sekolah tidak begitu jauh dari rumah.ah manja sekali!.Dipertigaan jalan aku terus menambah laju sepedaku di depan mobil papahnya amir,hingga tak sadar ada sebuah kubangan besar tak berairdan aku terjatuh tepat di kubangan itu.Astagfirullah!! Ya Allah kenapa ini,haduh gimana ini menegrtilah aku ya Allah aku kan mau sekolah.inilagi kenapa coba ban sepeda belakang bocor tertusuk batu.aahh....!
tampak mobil papahnya Amir tepat berada dibelakangku,aku belum bangun dari kubangan itu.namun entah mengapa papah Amir begitu baik padaku menolong dan segera mengangkat tubuhku juga sepeda."Aduh nak sofii...sampe jatuh begini ginama ceritanya?.dan ban sepedamu rupanya bocor ya?.Kata Papahnya Amir.
"i..i ya ni pak..aku juga ngga ngerti mengapa aku bisa jatuh mungkin karena melamun.sudah pak ,bapak duluan saja aku nga apa apa ko.terimakasih banyak ya pak".kataku.
terdengar suara amir dari kaca pintu mobil"sudah nonaa..naik saja mobilku.nanti terlambat loh!".
"iya nak..ayo dan urusan sepeda biar saja taruh di depan rumah bapak,kan belum jauh dari rumah bapak".sambung papah amir.
Setelah ku taruh sepedaku di beranda rumah Amir,terpaksalah aku menaiki mobil itu.yap.aku tepat disamping Amir duduk.dan tiba-tiba saja mengpa tubuhku bergetar dan detak jantungku berdegup kencang?.aahh!.
"Kenapa non?melamun itu bisa Kemasukkan".ledek amir
"Kemasukkan apa?"jawabku dngn jutek.
"ya..Kemasukkan"jawab amir singkat
"ah...rese kau!"jawabku dengan nada tinggi.
___________Sampai di sekolah
"terimakasih banyak ya pak".ku ucap pada papah amir.
"sama-sama nona manis".kata amir
"loh...kenapa km yg jawab,ihh!"kataku
Papah amir hanya terseyum saja melihat tingkah kita berdua.
__di pintu Kelas
kenapa ini?semua orang sampe melirik aku dan amir sambil tersenyum.dalam hatiku.
"Ciee..ehem uhuk ratu dan pangeran kerajaan datang berdua".Kata Rudi salah satu teman Amir.
Semua orang bersorak sorai,aku menghiraukannya dan segera jalan seperti robot secepatnya menjauhi mereka.
___Di Kelas
Secepatnya ku taruh tas berwarna ungu itu di bangku,terdiam dan tanpa ocehanpun aku duduk di bangku itu.ohyaaa...hari ini kan aku piket :( yaampun lupaa.lalu aku ambil sapu lantai tepat dibelakang kelas dan segera piket menyapu ruangan kelas ini.saat ku rogoh-rogoh kolong mejaku untuk ku bersihkan kotorannya,ternyaaataaaaa....kurasakan segumpal kertas yang sudah lecek lalu ku buka tulisannya...apa ini?hah?gk gak mungkinn? segumpal kertas itu bertuliskan"HY SOFIII,,,PEKA DIKIT DONG! GAKTAU YA AKU TUH LAGI SUKA SAMA KAMU"dan di terakhir tulisan itu ada sebuah nama "AMIR" nggaaakkk!!!
____ISTIRAHAT__________
Ternyata waktu begitu cepat berlalu usai 2 pelajaran.Seperti biasa,aku,upi juga dina segera menghampiri Rumah Allah"Mushalla"untuk segera sholat dhuha.eh,ada yang beda ternyata Amir and the gank ikut sholat juga,ada apa yak?hffft -______- entahlah.
Setelah sholat,aku,upi juga dina tanpa pikir panjang langsung bergegas ke tukang Mie ayam "Mas Kumis" hehe ;).eh...ternyata amir juga ikut-ikutan beli mie ayam.ihhh...nyebelinn..Setelah mendapatkan mie ayam masing-masing.lalu aku tambahkan mie itu dengan sedikit saus sambal sambil bercakap dengan Dina.Bermula dengan Bismillah segeraku makan mie yang mantap itu saking panas dan pedasnya mukaku memerah dan bibirku terasa bengkak kepedasan,apa mungkin tadi kuberi sausnya kebanyakan?ah,, air dina..air din...mana air dina?cepetan ! teriakku.
tampak Amir menghampiriku dan membawa sebotol teh sosro"pelan-pelan dong makannya,kasian tuh muka tambah merah udah kayak cabe haha "ledek amir sambil menyerahkan teh ke aku.
"apasi...pedes tau gk?"sambil ku ambil teh dari pegangannya,dan ku sedot hingga tehnya habis setengah botol.dan aku gak tau sebenernya teh itu pemberian dari amir loh.
"udah gak pedes lagi kan fii?"kata upi.
"Alhamdulillah...gilaa kejer banget tau gk?"jawabku.
"eh,iya mir ini teh botolnya lumayan tinggal setengah lagi,ni buat kamu haha"ku hampiri Amir yang duduk tepat dipinggir meja makan.
"udah lu ambil aja,gratis ko..gua beliin buat lo hehe "jawab amir tersenyum
"serius ni?makasih amiir..haha"jawabku
"cieeee,,ehem,,uhuk hemmm"kompak kawan amir
Aku berusaha menghiraukannya tetapi gak bisa menahan tawa,jadikan ketawa dah.kalo Amir senyum-senyum gak jelas udah kayak bahagia bangeet.
__Memasuki pelajaran ke 3_______---
Pelajaran ke 3 itukan Al-Qur'an hadits,seneng banget kalo gurunya udah nerangin tajwid masalah waqaf.Bu ima,guru Qurdits memberi pertanyaan masalah waqaf,tak kusangka akhirnya aku bisa menjawab dan ini merupakan nilai tambahan untuk di rapot kelak.
______Pulang usai 3 jam berlalu
yah,hari ini cukup menyedihkan pulang gak pake sepeda nah terus aku pulang sama siapa?udah gitu jalan?hfft -__-
"Sof...bareng yak kan lo mau ngambil sepeda di rumah gua"amir menghampiriku.
"terserahlah.."jawabku cuek dan singkat
"kenapa sih lo jutek banget sama gua?haha"ledek amir,tapi kata-kata itu bikin nyes banget
"nah terus kenapa kalo aku jutek?ihh"kataku
"gak boleh,,"jawab amir singkat
"au ah !"kataku
"awas,,hati-hati jalannya jangan terlalu dipinggir jalan raya banget takut kesenggol motor"khawatir amir
Sengaja ini aku lakukan biar gak terlalu deket banget sama amir,gak mau disangka pacaran.
"iyaa amir gak bakalan"
"eh lu udah baca belum kertas yang di kolong meja lu?haha"kata amir
"udah,,terus kenapa?apa maksudnya sih?jangan ngada-ngada"kataku
"terserah sih lu mau suka apa kagak ke gua,yang jelas gua fans gelap lu"lirik amir
"yaudah si.."kataku
dalam hati..yaampun amir?dia suka ke aku?tapi kenapa aku juga akhir-akhir ini agak beda ke dia.
"yuk udah sampe,,tar dulu gua buka gerbangnya..tuh sepeda lu kayaknya udah dibenerin sama papah"kata amir
"eiiittdah makasih gitu bilangin ke papah kamu mir pas nanti pulang kerja"kataku sambil membawa sepeda itu keluar gerbang
"iyadah..mau kemana lo?tar dulu napa main dulu di rumah gua,,"kata amir
"dih..ngapain mir?udah sore nih"kataku sambil naik ke jok sepeda
"yakan kirain aja lu mau bantuin ngerjain PR Fisika gua,ah lu mah pelit banget dah punya ilmu ge,biar berkah bagi-bagi dong"kata amir
"hemm..yalah amir tapi sebentar loh..ohya pinjem hp napa buat SMS mama kalo aku ada disini"kutaruh kembali sepeda itu di garasi motor amir.
"oke nonaa"
"Assalamu'alaikum"bergegas masuk ke rumah amir yang jauh lebih megah dari rumahku
"wa'alaikumsalam"jawab amir
"mir,,,mamah kamu mana?gak ada?"tanyaku
"iya,,mamah lagi ke Jaktim sebentar lagi arisan keluarga"
"oh"
"mau apa?teh?sirup?es buah?atau apa?
"alah gak usah mir,yaudah,cepetan ih mana Fisika nya?"
"yayaa"
Ternyata amir bohong padahal dia juga bisa ngisi PR yang ini :(.
"ih,,bohong yak?ini bisa ngerjain"kataku
"haha..bodoamat,gua takut fi..di rumah sendirian"
"hah?ternyata aku itu cuma nemenin doang?rese"
"yalah,,,udah sono lu nonton TV di kamar gua"
"dih ngapain?gak deh"
"eh mir,,,boleh gak liat kamar kamu ahaha"
"sonolah"
pas masuk di kamar amir,bau farfum cowok gitulah...iyasih wangi,yaampun ternyata kasur amirpun lebih rapi,buku-buku juga tertata semua dan ada novel.
"amir..boleh gak minjem novel yang ini"the dreamers"
"boleh buat kamu aja"
"gak aku cuma minjem ko,novelkan mahal mir"
"udah gak apa napa sih,ikhlas ko gak bakalan diomelin mama papa"
lalu aku duduk di sofa sambil berfikir kalo ternyata amir walaupun cowok tapi dia punya banyak novel dan gemar baca novel yaampuun..
dari sisi kamarnya cukup rapi pertanda kalo dia tipe cowok yang bersih
dan kenapa aku jadi agak suka karna perilaku dia,ohya dikamarnya juga tadi ada tempelan kaligrafi bikinan dia terus ada jadwal sehari-hari.kreatif ternyata dia tuh.
Kembali aku bergegas ke kamar amir lagi,saat di atas lemari pakaiannya tampaknya ada foto aku.hah?
"amiiirrr...foto siapa ini?foto ava twitter aku kenapa kamu cetak?"
"ihh...ehm.ehm lupa.."
"apa yang lupa?"
"siniin sof..bohong bukan gua yang naruh di situ"
"terus siapa lagi?inikan kamar kamu"
"udah gua bilang gua itu fans gelap lo"
"ya tapi..."tak kulanjutkan omongannya
"gua suka lo ih"sambil merebut foto
"ah..elah"ku berikan foto itu ke tangan amir(terpaksa)
"soalnya lo cantik,pinter,sholeha"
pas amir ngomong itutuh aku ngerasa nge-fly yaammpuun
"aku pulang ah amir"
"oh ya...udah lumayan lama"
"ya,,takutnya mama khawatir walaupun udah di SMS"
"makasih yak sof...kalo masalah foto itu sebenernya mama sama papah udah tau loh,,tapi mereka gak marah haha"
"huh..assalamualaikum."
"wa'alaikumsalam,makasih yak udah ditemenin"
ku ambil sepeda di garasi motor dan segera menggoes hingga pulang ke rumah
______di rumah
"Assalamu'alaikum mama"
"wa'alaikumsalam...udah bantuin amir ngerjain PR Nya?"
"yagitu"
___
Ku letakkan tas,sepatu dan perlengkapan sekolah lainnya usai bersalaman dengan mama tanpa menjelaskan masalah sepeda yang rusak tadi pagi,segera aku bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat ashar karena jarum jam telah tertuju pada angka 15.45.Setelah berwudhu,aku menunaikan sholat ashar,barulah selesai sholat aku segera mandi.
______20 menit berlalu
yak,inilah waktunya untuk ngerjain PR Fisika.pikiranku belum konsen,di otakku itu hanyalah sebuah bayangan tentang Foto aku yang Amir cetak yang disimpan di kamarnya,arghh...kenapa sih yaampun dia ko gitu benget ya?tapi kenapa setelah aku main ke rumahnya,melihat kamarnya yang begitu rapi,aku malah suka ke dia?apa aku suka typycal cowok kayak gini?.ah sudahlah ayodong konsen napa .
5 menit berlalu,akhirnya Konsen juga__________
Usai mengerjakan PR sebanyak 10 soal beserta 5 Essay,aku terpaku ingin segera membaca Novel"THE DREAMER"Novel yang Amir kasih ke aku.aduh baik banget dia ya Tuhan.
_Novelpun kubaca
Novel ini cukup menarik dari halaman pertamanya saja sudah begitu dramatis,rasanya aku ingin tau siapa orang yang sudah membuat Novel sebagus ini.aku ingin sekali seperti dia seorang NOVELIS REMAJA aaaa...
______Sudah 18 halaman Kubaca
tampaknya mata udah gak bisa diajak kompromi lagi buat baca,kantung matapun sepertinya membengkak melihat ribuan kata bahkan huruf.kuputuskan untuk menunda membaca Novelnya.
Rupanya waktu sudah menunjukkan pukul 17.35 betul saja buktinya ayah sudah pulang
"Assalamu'alaikum"salam ayah sambil memasuki ruangan rumah
"wa'alaikumsalam ayah"aku bergegas ke luar kamar menemui ayah
"mama mana?"tanya ayah
"oh mama ada ko sofi umpetin yah"canda ku
"ada-ada saja kamu nak"geleng ayah sambil tersenyum
"mama ada di dapur yah kayaknya lagi asyik liatin bawang,cabe,kemiri,ketumbar sama terasi hahaaaaha"candaku lagi.
"sofi-sofi mau jadi komedian nak?haha"ayah tertawa keras
______Esok hari sampai di sekolah
Pagi yang cerah tampak sang surya yang begitu bersinar emas muncul di antara kerumunan awan-awan putih.Ku lihat di jendela kelas saat pagi itu sesampainya di kelas.di kelas tampaknya hanya aku saja yang sudah sampai disini.
Tiba-tiba....
"Hay Sof.."Ujar Amir yang baru datang di kelas
"ehm..ya hay juga semir haha"jawabku
"ledek atau apa?semir sepatu?dasar sofa kursi haaha"ledek amir.
"satu seri dah"
"eh,lu udah tau belum isi PR fisika yang nomor 6?susah fi"
"udah dong semir..katanya kemarin udah?"
"yagitulah ternyata nomor 6 nya kelewat"
"huh...yasudahlah nih nomor 6 aja ya semiiirr"kuserahkan buku fisika pada amir
"dasar pelit sofa kursi"
Bidi salah satu Gank atau sejoli Amir datang
"Assalamu'alaikum"ujar Bidi
"wa'alaikumsalam"kompak aku dan amir
"ciee,,,kompak nih lagi ngapain tuh berduaan?tumbenan"ujar Bidi sambil menghampiri aku dan amir
"Gue lagi pacaran"jawab Amir polos
"hah?gak bohong bid"timpalku
"jangan muna lo berdua gua tau ko"ledek Bidi menatap aku dan amir
"iya kan emang gue lagi pacaran"jawab amir lagi.
"sumpah yak semiiirrr rese semiir sialan ! "kataku sambil melempar buku Fisika ke Punggung Amir.
Amirpun lari ke luar kelas menghindari kemarahanku,tapi aku gak tinggal diam akupun mengejarnya
"ampun napa fi"
"yaudahlah,sini deh"kataku dan berhenti mengejarnya.
"ya"
Ketika Amir kembali ke kelas,menghampiriku langsung saja kupukul dengan buku itu lagi
"nih rasain semiir"sambil ku pukul punggunya ke 2 kalinya
"cukuuuup !!! sofaaaa"kata amir
"yaudahlah kasian semir yang malang"
"terus Gue salah gitu kalo gue emang suka sama lo sofiii?Peka dong,hargai dong gue"tanya amir dengan suara keras,dan tampaknya Dina,upi dan yang lainnya sudah datang di kelas dan sepertinya mereka mendengar pertanyaan amir itu
"Hargai Amir fii,,ayolah GO GO"ujar Upi
Dan tampaknya Amir marah dengan apa yang udah aku lakuin ke dia tadi :(
"Amiir?"tanya ku ketika amir kembali ke kursi mejanya dengan muka kecewa
tapi tak satu katapun ia keluarkan dari mulutnya.kenapa ini yaampun..
___Bel masuk pelajaran pertamapun berbunyi keras
1 jam berlalu Mapel fisika__________
tapii,,,Amir keliatannya masih pasang muka sinis dan marah
1 jam berlalu di Mapel ke 2 B.inggris___
Dia ya dia si Amir berhasil menjawab pertanyaan dari Mis Riri.hebatt...
____________Istirahat
seperti biasanya aku,dina dan upi menghampiri musahalla dulu,tapi rupanya ada yang berbeda dengan kelakuan amir hari ini.dia gak jajan atau pergi ke kantin.kenapa ya?entahlah..
_______Pulang
seusai sampainya di rumah dan bersalaman dengan mama---sholat ashar
aku terpaku ingin rasanya mengirim SMS untuk amir tentang kejadian tadi
ASSALAMU'ALAIKUM.AMIR MAAFIN AKU YA..TADI AKU CUMA GAK MAU ORANG TAU KALAU KAMU SUKA SAMA AKU.GITU AJA KO.."itulah teks messege yang aku kirim ke Nomor hpnya,tapi.....udah 1 jam juga gak dia bales
Kuputuskan untuk mengirim ke2 kalinya di BBM,tapi....gak dibales juga
Kukirim sebuah SMS untuk Dina"Assalamu'alaikum dina tolongin aku din...tolong SMS amir kalo aku minta maaf sebesar-besarnya aku merasa bersalah banget,tadi dia gak bales SMS dari aku.Trims :)"
________esok hari di kelas
"sof..kemarin sore,aku SMS amir dan menjelaskan kalo kamu itu minta maaf dan aku tanyain kenapa dia marah,ternyata dia itu udah maafin kamu dan dia pengen kamu itu bisa jadi teman dekatnya doang,hargain kalo Amir itu suka sama kamu"jelas Dina
"yaampun..jahat sekali emang aku ini.mulai sekarang aku bakal hargain kemauan dia din.."ujarku
"Oke Sof..mulai sekarang kamu harus bisa hargaian apapun yang Amir lakuin ke kamu termasuk kalo dia itu pengen banget deket sama kamu fi"Kata Dina sambil mengelus bahuku.
Dan aku hanya tertunduk saat Dina memberi nasihat dan entah kenapa hati ini rasanya ingin tak berbicara satu katapun khusus hari ini,ya Bad days :(.
___Tadarus mengawali Pelajaran
Seperti kalanya seusai denting lonceng sekolah diguncangkan aku si seksi rohis berperan penting dalam memberi himbauan pada teman seisi kelas untuk segera bertadarus tepatnya hari ini Q.S AL-ahzab ayat 30-35,Seisi kelas pun segera mengambil Al-Qur'annya masing-masing di lokernya,entah mengapa Amir malah menghiraukan himbauan mengaji ,malahan dia asyik dengan dunia nya sendiri memainkan sebuah gumpalan kertas.Pikiran dan mataku tertuju padanya ataku tersorot tajam ke pandangannya.lalu segera kuberikan Al-Qur'an padanya
"Amir..baca Al-Qur'an !!! Q.S AL-ahzab ayat 30-35 kamu gak liat apa yang aku tulis di White board?apa mungkin kamu lagi haid?gak mungkin kan?ayo baca dong"Kuberikan Al-Qur'an pada Amir.
Amir hanya mengambil Al-Qur'an dariku saja,tapi dia gak ngeluarin sepatah katapun termasuk IYA atau MAKASIH.hfft-_______-
Tiba -Tiba Bidi yang duduk di pojok kelas membuyarkan omongan tengilnya
"Amir galau..Amir galauu...aahaha galau kenapa mir,lo kgk bisa Move On dari sofi?"
Setelah itu tiba-tiba Bu Yani Guru mata pelajaran PLH tiba di kelas dan segera mengajar Pendidikan Lingkungan Hidup tentang"BENCANA ALAM"
1 jam berlalu____________
Mapel ke 2 usai sudah________________
_Istirahat
Gak Seperti biasanya Aku gak mau untuk beranjak dari kursi kelas,dan kebetulan hari ini aku sedang haid jadi gak sholat dhuha dulu deh.yaudahlah sekalian aja gak usah jajan,pikirku.
"Fi,,gak sholat?gak jajan?"ujar Upi
"iya fi,,ayodong GANBATE dikit lah,,isi perut dulu,kasian cacing di perut udah demo"sambung Dina sambil menarik tanganku
" aku lagi haid din,,pi,,lagipula hari ini gak mau jajan dulu,kalian jajan aja berdua"kataku sambil melepas sentuhan tangan Dina
"ehm..udahlah kamu mau nitip makanan apa?Mie ayam,bakso,tahu bulet atau apa?"
"aku gak mau nitip makanan apapun din,aku mau nitip hati aja"kataku polos
"lagi galau nih rupanya?"sambung Upi
"Tanya saja pada Rumput yang menari-nari disana"ujarku
"ehm..bener nih fi gak mau jajan?yaudah aku sama upi jajan dulu ya"kata Dina
"yaps"
Dan bodohnya diriku setelah Dina dan upi pergi ke kantin,ternyata Amirpun gak ke kantin untuk jajan dia malah duduk terpendam di kursinya tepat 2 bangku dibelakang kursiku.aduh bodoh sekali aku hft_______-
Tiba-tiba gadis cantik berkerudung putih yang anggun terlihat di Pintu kelas sambil menyodorkan kepalanya yang melinguk ke tempat dimana Amir duduk
"Amir,Amir ayo sini ,jangan bengong udah kayak Ayam Klepek-klepekan "kata Gadis itu sambil melambaikan sebelah tangannya
"iya Balqis,haha lo bisa aja deh"jawab Amir sambil menghampiri dimana gadis itu berbicara.
Oh..ternyata Gadis itu namanya Balqis kelas X berapa ya dia?ah..ko jadi envy begini sih cemburu ya tuhan ternyata amir sudah bisa mencari sahabat perempuannya lagi :(
Saat mereka pergi berdua Ku intip dari pintu kelas dan tampaknya Amir dan Balqis masuk ke ruang kelas X-5,sepertinya itu kelasnya Balqis
Short Story :)
Tunggu Aku Ibu...
Seorang ibu, bangun sekitar jam 3 malam. Dengan mata masih berat untuk dibuka dan badan yang sudah tidak sekuat dulu ketika dia masih muda, kini mulai ngilu karena rematik. Kadang, kehidupan malamnya dimulai dengan. Kadang juga tidak, bila dia pikir telah terlambat bangun. Dalam tahajjudnya, tak ada doa lain yang keluar dari mulutnya melainkan keberhasilan anak-anaknya dan hutang suaminya yang segera lunas.
Ia lalu memasak air, memasak nasi uduk, goreng pisang, dan segala sesuatu yang akan dijual bersama suaminya di warung kecil yang dia kontrak tepat dua tahun yang lalu. Ketika adzan shubuh terdengar, hampir semua persiapan jualan hampir dia selesaikan. Memasukkan pempek yang gak terasa ikan sama sekali itu ke dalam kresek, dan terakhir menutup tempat nasi, menyimpan dengan rapih di atas meja makan yang mulai tua.
Ia lalu membangunkan suaminya yang harus sudah berangkat lebih dahulu ke pasar setelah mandi dan sholat shubuh. Sang suami yang terlihat lelah tidak hanya karena berjualan tapi juga oleh beban hidup yang harus ia tanggung. Selesai membangunkan suaminya, ia segera ke kamar mandi untuk mencuci pakaian suami dan seorang anaknya yang tersisa dirumah. Tiga orang anaknya yang lain, ia izinkan pergi merantau. "Biar nggak bodoh," katanya.
Selesai mencuci dia menimba air sumur rumah yang kedalamannya cuma 2 meter tapi kekuatannya yang sudah lemah sering membuatnya lelah. Habis mencuci dia mandi dan bergegas untuk segera pergi ke pasar menyusul suaminya. Tanpa lupa membangunkan putri bungsunya ia pergi kepasar untuk menyusul suaminya yang lebih dulu untuk mengatur makanan dagangannya. Ia pergi melangkah kepasar yang jaraknya 500meter dari rumahnya, dengan berjalan kaki.
Sampai dipasar mulai ia dan suaminya melayani pembeli satu persatu yang mulai jadi pelanggannya.tak terasa waktu beranjak menjelang dzuhur sang ibu mulai beranjak pulang, tapi tidak segera kerumah melainkan mampir ketoko membeli gula merah, terigu, telor, dan semua persiapan untuk jualan esok hari. Dan dengan barang bawaannya dia pulang tepat jam 1 dibawah terik matahari, ia berjalan kaki menuju rumahnya.
Kupikir dia akan merebahkan tubuhnya di sofa rumahnya yang mulai tua tetapi tidak.diletakkan barang bawaannya menuju kamar mandi untuk berwudlu setelah itu, ia sholat. Ia melirik sebentar tempat tidur, tapi ada yang menghalanginya. Yah dia harus mengerjakan bahan - bahan jualannya untuk esok hari. Tepat pukul empat sore dengan cantiknya ia mulai duduk didepan rumah, atau di depan tv atau di tempat tidur untuk sekedar meluruskan pinggangnya.
Jika maghrib telah selesai ingin sekali ia diurut oleh ketiga anaknya yang lain yang dia cintai. Tapi sayang mereka berada jauh di tempat lain. Siapa yang dapat mengira kalau penjual makanan dikedai yang kecil di pojok pasar itu memiliki 3 orang anak yang semuanya anak kuliahan. Itulah kebanggaannya yang sering dia lontarkan kepadaku anaknya. Ketika liburan kemarin kulewati hari-hari bersamanya. Di kamarku sering kuurut badannya sambil bercerita panjang tentang duka, suka, dan harapannya.
Ibu.... sungguh jika sering keluar omelanmu itu bukanlah seberapa dibanding dengan beban hidup yang kau alami... Rambutmu yang sudah mulai putih… Kulitmu yang menghitam diterpa panas kota kecil ini. Tanganmu dan jarimu yang kasar dan bengkak karena terlalu sering kena air .. Sungguh aku ingin membelainya. Setelah sholat isya' kau masuk kamar untuk beristirahat sejenak menuju esok dengan pekerjaan rutin yang menunggumu..
Ya Robb sampai kapan dia akan seperti itu.. Bundaku.. aku yang hanya mampu menarik nafas sedih..mengenang kuliahku yang belum lulus juga .. tunggulah bu..aku akan datang dan mengatakan "Bu aku wisuda…".
Seorang ibu, bangun sekitar jam 3 malam. Dengan mata masih berat untuk dibuka dan badan yang sudah tidak sekuat dulu ketika dia masih muda, kini mulai ngilu karena rematik. Kadang, kehidupan malamnya dimulai dengan. Kadang juga tidak, bila dia pikir telah terlambat bangun. Dalam tahajjudnya, tak ada doa lain yang keluar dari mulutnya melainkan keberhasilan anak-anaknya dan hutang suaminya yang segera lunas.
Ia lalu memasak air, memasak nasi uduk, goreng pisang, dan segala sesuatu yang akan dijual bersama suaminya di warung kecil yang dia kontrak tepat dua tahun yang lalu. Ketika adzan shubuh terdengar, hampir semua persiapan jualan hampir dia selesaikan. Memasukkan pempek yang gak terasa ikan sama sekali itu ke dalam kresek, dan terakhir menutup tempat nasi, menyimpan dengan rapih di atas meja makan yang mulai tua.
Ia lalu membangunkan suaminya yang harus sudah berangkat lebih dahulu ke pasar setelah mandi dan sholat shubuh. Sang suami yang terlihat lelah tidak hanya karena berjualan tapi juga oleh beban hidup yang harus ia tanggung. Selesai membangunkan suaminya, ia segera ke kamar mandi untuk mencuci pakaian suami dan seorang anaknya yang tersisa dirumah. Tiga orang anaknya yang lain, ia izinkan pergi merantau. "Biar nggak bodoh," katanya.
Selesai mencuci dia menimba air sumur rumah yang kedalamannya cuma 2 meter tapi kekuatannya yang sudah lemah sering membuatnya lelah. Habis mencuci dia mandi dan bergegas untuk segera pergi ke pasar menyusul suaminya. Tanpa lupa membangunkan putri bungsunya ia pergi kepasar untuk menyusul suaminya yang lebih dulu untuk mengatur makanan dagangannya. Ia pergi melangkah kepasar yang jaraknya 500meter dari rumahnya, dengan berjalan kaki.
Sampai dipasar mulai ia dan suaminya melayani pembeli satu persatu yang mulai jadi pelanggannya.tak terasa waktu beranjak menjelang dzuhur sang ibu mulai beranjak pulang, tapi tidak segera kerumah melainkan mampir ketoko membeli gula merah, terigu, telor, dan semua persiapan untuk jualan esok hari. Dan dengan barang bawaannya dia pulang tepat jam 1 dibawah terik matahari, ia berjalan kaki menuju rumahnya.
Kupikir dia akan merebahkan tubuhnya di sofa rumahnya yang mulai tua tetapi tidak.diletakkan barang bawaannya menuju kamar mandi untuk berwudlu setelah itu, ia sholat. Ia melirik sebentar tempat tidur, tapi ada yang menghalanginya. Yah dia harus mengerjakan bahan - bahan jualannya untuk esok hari. Tepat pukul empat sore dengan cantiknya ia mulai duduk didepan rumah, atau di depan tv atau di tempat tidur untuk sekedar meluruskan pinggangnya.
Jika maghrib telah selesai ingin sekali ia diurut oleh ketiga anaknya yang lain yang dia cintai. Tapi sayang mereka berada jauh di tempat lain. Siapa yang dapat mengira kalau penjual makanan dikedai yang kecil di pojok pasar itu memiliki 3 orang anak yang semuanya anak kuliahan. Itulah kebanggaannya yang sering dia lontarkan kepadaku anaknya. Ketika liburan kemarin kulewati hari-hari bersamanya. Di kamarku sering kuurut badannya sambil bercerita panjang tentang duka, suka, dan harapannya.
Ibu.... sungguh jika sering keluar omelanmu itu bukanlah seberapa dibanding dengan beban hidup yang kau alami... Rambutmu yang sudah mulai putih… Kulitmu yang menghitam diterpa panas kota kecil ini. Tanganmu dan jarimu yang kasar dan bengkak karena terlalu sering kena air .. Sungguh aku ingin membelainya. Setelah sholat isya' kau masuk kamar untuk beristirahat sejenak menuju esok dengan pekerjaan rutin yang menunggumu..
Ya Robb sampai kapan dia akan seperti itu.. Bundaku.. aku yang hanya mampu menarik nafas sedih..mengenang kuliahku yang belum lulus juga .. tunggulah bu..aku akan datang dan mengatakan "Bu aku wisuda…".
___________________________________________________________
CERPEN:;JADWAL HARI MINGGU
CREATED:ANNISA FITRIANI.B
Pagi itu Bu Sasa, guru Bahasa Indonesia, memberi tugas membuat jadwal kegiatan hari Mnggu.
“Kalian sudah berumur 11 tahun, harus mempunyai jadwal kegiatan harian. Di antara kalian, adakah yang sudah mempunyai jadual kegiatan harian?” tanya Bu Sasa. Namun hanya Tata, Rere, Diana dan Kayla yang tunjuk jari.
“Kalian sudah berumur 11 tahun, harus mempunyai jadwal kegiatan harian. Di antara kalian, adakah yang sudah mempunyai jadual kegiatan harian?” tanya Bu Sasa. Namun hanya Tata, Rere, Diana dan Kayla yang tunjuk jari.
“Baklah kalau begitu. Kalian bisa mulai dari sekarang. Coba buat
jadwal harian pada hari Mnggu. Tuliskan juga jamnya. Setelah selesai,
bacakan di depan kelas lalu kumpulkan. Ibu beri waktu 20 menit,” jelas
Bu Sasa.
Semua siswa mulai sibuk menulis di
lembaran buku masing-masing. Bu Sasa dengan tenang berkeliling kelas
mengamati anak-anak. Sisil menuiskan kegiatan hari Mnggu yang biasa
dilakukan.Tapi tidak demikian dengan Dara. Teman sebangku Sisil itu agak
bingung dengan apa yang akan ditulisnya.
Pasalnya setiap hari Minggu dia selalu berlibur atau jalan-jalan, dari pagi hingga sore. Malam harinya, dia hanya menonton televisi kemudian tidur. Papa dan mamanya adalah orang yang sibuk, jadi pada hari Minggu mereka mengajak Dara untuk berlibur.
Dara juga anak satu-satunya. Segala keperluan sekolahnya sudah disiapkan oleh Bibi, pembantunya. Pekerjaan rumah pun Dara tak tahu menahu, karena semuanya sudah diserahkan pada pembantu.
Tak terasa 20 menit telah berlalu, saatnya membacakan karya di depan kelas. Bu Sasa mulai memanggil murid satu per satu. Sisil mendapat giliran pertama
“Pukul 05.00-05.30, bangun pagi, merapikan tempat tidur dan shalat subuh. Jam 05.30 – 06.00, menyapu halaman. Jam 06.00-06.30, membantu ibu menyiapkan sarapan. Jam 06.30-07.00, sarapan pagi. Jam 07.00-07.30, mencuci piring. Jam 07.30-06.00 mencuci baju. Pukul 08.00-09.00, menyiapkan buku-buku pelajaran, sepatu dan seragam untuk Hari Senin. Jam 09.00-09.30 mandi. Jam 09.30-11.30 menonton televisi. Jam 11.30-12.00 menyiapkan makan siang. Jam 12.00-15.00 tidur siang, 15.00-15.30 mandi sore, 15.30-17.30 mengaji. Jam 18.00-18.15 shalat mahrib, 18.15-19.00 makan malam. Jam 19.00-19.30 shalat Isya. Jam 19.30-21.00 belajar dan mengerjakan PR. Tidur jam 21.00,” tutup Sisil.
“Ya, bagus,” kata Bu Sasa diringi tepuk tangan anak-anak.
“Berikutnya Anto, silakan bacakan jadwalmu di depan kelas,” perintah Bu Sasa. Anto berjalan ke depan kelas sambil mernyeret sepatunya. Bu Sasa duduk di meja guru sambil memperhatikan Anto.
“Jam 07.00 bangun tidur,” baca Anto. “hahaha….”anak-anak tertawa serempak.
“Jam segitu baru bangun?” celetuk Badrun.
‘Tenang, lanjutkan Anto,” pinta Bu Sasa
“Jam 07.00-11.30 nonton TV.” lanjut Anto.
“Hahaha..“.” murid-murid kembali tertawa.
Pasalnya setiap hari Minggu dia selalu berlibur atau jalan-jalan, dari pagi hingga sore. Malam harinya, dia hanya menonton televisi kemudian tidur. Papa dan mamanya adalah orang yang sibuk, jadi pada hari Minggu mereka mengajak Dara untuk berlibur.
Dara juga anak satu-satunya. Segala keperluan sekolahnya sudah disiapkan oleh Bibi, pembantunya. Pekerjaan rumah pun Dara tak tahu menahu, karena semuanya sudah diserahkan pada pembantu.
Tak terasa 20 menit telah berlalu, saatnya membacakan karya di depan kelas. Bu Sasa mulai memanggil murid satu per satu. Sisil mendapat giliran pertama
“Pukul 05.00-05.30, bangun pagi, merapikan tempat tidur dan shalat subuh. Jam 05.30 – 06.00, menyapu halaman. Jam 06.00-06.30, membantu ibu menyiapkan sarapan. Jam 06.30-07.00, sarapan pagi. Jam 07.00-07.30, mencuci piring. Jam 07.30-06.00 mencuci baju. Pukul 08.00-09.00, menyiapkan buku-buku pelajaran, sepatu dan seragam untuk Hari Senin. Jam 09.00-09.30 mandi. Jam 09.30-11.30 menonton televisi. Jam 11.30-12.00 menyiapkan makan siang. Jam 12.00-15.00 tidur siang, 15.00-15.30 mandi sore, 15.30-17.30 mengaji. Jam 18.00-18.15 shalat mahrib, 18.15-19.00 makan malam. Jam 19.00-19.30 shalat Isya. Jam 19.30-21.00 belajar dan mengerjakan PR. Tidur jam 21.00,” tutup Sisil.
“Ya, bagus,” kata Bu Sasa diringi tepuk tangan anak-anak.
“Berikutnya Anto, silakan bacakan jadwalmu di depan kelas,” perintah Bu Sasa. Anto berjalan ke depan kelas sambil mernyeret sepatunya. Bu Sasa duduk di meja guru sambil memperhatikan Anto.
“Jam 07.00 bangun tidur,” baca Anto. “hahaha….”anak-anak tertawa serempak.
“Jam segitu baru bangun?” celetuk Badrun.
‘Tenang, lanjutkan Anto,” pinta Bu Sasa
“Jam 07.00-11.30 nonton TV.” lanjut Anto.
“Hahaha..“.” murid-murid kembali tertawa.
Namun Anto tetap melanjutkan. Dia main game PS di tempat tetangganya
dari jam 12.00-16.00. Kemudian pukul 16.00-18.00 bermain sepak bola.
Pukul 19.30, Anto sudah tertidur.
Satu demi satu murid membacakan jadwal kegiatan hari Minggu miliknya. Dara semakin gelisah di tempat duduknya. Apalagi, gilirannya tinggal beberapa nomor lagi. Dara menceritakan pada hari Minggu, dia bangun pagi-pagi sekali. Kemudian, bersepeda bersama dengan papa dan mamanya. Lalu, Dara juga bercerita bahwa dia juga membantu mamanya menyiapkan makan pagi. Tidur siang, pergi mengaji seperti Sisil dan juga membersihkan kamar tidur, serta mnenyirami bunga.
“Setelah seluruh siswa membacakan jadwal kegiatannya, Bu Sasa berkata, “Baik, semua jadwal kegiatan kalian sudah Ibu dengarkan. Ibu bangga pada kalian karena sudah menuliskannya secara jujur.
“Oh ya Sil, nanti saat istirahat tolong ikut ibu ke kantor guru ya,” kata Bu Sasa. Sisil mengangguk. Dalam hati dia bertanya, mengapa tiba-tiba Bu Sasa memintanya menghadap. Setelah menutup pelajaran pertama, Bu Sasa bergegas meninggalkan kelas, menuju ruang guru, disusul anak-anak kelas IV yang menghambur ke luar kelas.
Satu demi satu murid membacakan jadwal kegiatan hari Minggu miliknya. Dara semakin gelisah di tempat duduknya. Apalagi, gilirannya tinggal beberapa nomor lagi. Dara menceritakan pada hari Minggu, dia bangun pagi-pagi sekali. Kemudian, bersepeda bersama dengan papa dan mamanya. Lalu, Dara juga bercerita bahwa dia juga membantu mamanya menyiapkan makan pagi. Tidur siang, pergi mengaji seperti Sisil dan juga membersihkan kamar tidur, serta mnenyirami bunga.
“Setelah seluruh siswa membacakan jadwal kegiatannya, Bu Sasa berkata, “Baik, semua jadwal kegiatan kalian sudah Ibu dengarkan. Ibu bangga pada kalian karena sudah menuliskannya secara jujur.
“Oh ya Sil, nanti saat istirahat tolong ikut ibu ke kantor guru ya,” kata Bu Sasa. Sisil mengangguk. Dalam hati dia bertanya, mengapa tiba-tiba Bu Sasa memintanya menghadap. Setelah menutup pelajaran pertama, Bu Sasa bergegas meninggalkan kelas, menuju ruang guru, disusul anak-anak kelas IV yang menghambur ke luar kelas.
Sisil duduk berhadapan dengan Bu Sasa.
“Begini Sisil, Ibu ingin menanyakan sesuatu tentang jadwal hari Minggu.
Apakah kegiatan yang kamu tulis memang benar-benar kamu lakukan?” tanya
Bu Sasa.
”Iya Bu.” jawab Susil mantap.
“Benar begitu?” selidik Bu Sasa. Sisil mengangguk.
“Ibu bertanya untuk yang terakhir kali, kegiatan yang kamu tulis benar-benar dilakukan?”
“Iya, benar Bu,” jawab Sisil.
“Baiklah, kamu boleh kembali istirahat dan tolong panggilkan Dara”, kata Bu Sasa.
Ketika Sisil kembali ke teras kelas, teman-temannya mengerumuni dirinya dan bertanya mengapa Bu Sasa memanggilnya ke ruang guru.
“Bu Sasa cuma menanyakan apakah jadwal hari minggu itu benar-benar aku lakukan, itu saja” jawab Sisil.
“Lalu. apa yang kamu katakan?” tanya Reno.
‘Tentu saja aku jawab iya,”ucap Sisil sambil kembali bermain. Sisil juga menyampaikan pesan Bu Sasa yang meminta Dara menghadap. Selanjutnya, Dara juga diminta untuk memanggil Anton. Rupanya Anton dan Dara juga mendapatkan pertanyaaan yang serupa dengan Sisil. Anton dan Dara juga menjawab seperti yang dikatakan Sisil. Ketiganya, bertanya-tanya, mengapa Bu Sasa menanyakan jadwal kegiatan hari minggu mereka.
”Iya Bu.” jawab Susil mantap.
“Benar begitu?” selidik Bu Sasa. Sisil mengangguk.
“Ibu bertanya untuk yang terakhir kali, kegiatan yang kamu tulis benar-benar dilakukan?”
“Iya, benar Bu,” jawab Sisil.
“Baiklah, kamu boleh kembali istirahat dan tolong panggilkan Dara”, kata Bu Sasa.
Ketika Sisil kembali ke teras kelas, teman-temannya mengerumuni dirinya dan bertanya mengapa Bu Sasa memanggilnya ke ruang guru.
“Bu Sasa cuma menanyakan apakah jadwal hari minggu itu benar-benar aku lakukan, itu saja” jawab Sisil.
“Lalu. apa yang kamu katakan?” tanya Reno.
‘Tentu saja aku jawab iya,”ucap Sisil sambil kembali bermain. Sisil juga menyampaikan pesan Bu Sasa yang meminta Dara menghadap. Selanjutnya, Dara juga diminta untuk memanggil Anton. Rupanya Anton dan Dara juga mendapatkan pertanyaaan yang serupa dengan Sisil. Anton dan Dara juga menjawab seperti yang dikatakan Sisil. Ketiganya, bertanya-tanya, mengapa Bu Sasa menanyakan jadwal kegiatan hari minggu mereka.
Keesokan harinya, Bu Sasa membagikan
jadwal hari Minggu yang ditulis anak-anak secara acak. Milik Anto ada di
tangan Sisil, milik Sisil dibawa Rian, punya Dara diserahkan kepada
Rudi. Sementara Anto, Dara dan Sisil juga membawa jawal kegiatan milik
teman yang lain.
“Hari ini bu meminta tolong kepada kalian untuk mencocokkan jadwal kegiatan Hari Minggu yang kalian buat dengan jadwal kegiatan yang ada di amplop ini. Jumlah amplop ini sama dengan jumlah jadwal yang sudah kalian kumpulkan pada Ibu kemarin” Jelas Bu Sasa.
“Tolong beri tanda pada bagian yang tidak sama, baik jam ataupun ak?vitas yang dilakukan,” lanjut Bu Sasa memberi perintah. Semua siswa mulai sibuk.
“Hari ini bu meminta tolong kepada kalian untuk mencocokkan jadwal kegiatan Hari Minggu yang kalian buat dengan jadwal kegiatan yang ada di amplop ini. Jumlah amplop ini sama dengan jumlah jadwal yang sudah kalian kumpulkan pada Ibu kemarin” Jelas Bu Sasa.
“Tolong beri tanda pada bagian yang tidak sama, baik jam ataupun ak?vitas yang dilakukan,” lanjut Bu Sasa memberi perintah. Semua siswa mulai sibuk.
Tigapuluh menit berlalu. Satu per satu
anak diminta maju ke depan, untuk membacakan hasil temannya. Bu Sasa
meminta kepada anak-anak tenang mendengarkan. “Tidak usah membacakan
namanya, bacakan jadwal dan waktu yang tidak sesuai saja,” perintah Bu
Sasa pada Badrun
Ada beberapa anak yang menemukan ketidakcocokan antara jadwal yang dikumpulkan dengan jadwal yang ditulis di lembaran di dalam amplop yang dibagikan Bu Sasa.
“Ibu yakin, tanpa membacakan nama pemilik jadwal ini, yang punya pasti hafal kegiatan yang ditulisnya,” ucap Bu Sasa.
“Amplop ini adalah jadwal yang ditulis oleh orang tua kalian masing-masing. Jauh-jauh hari ibu sudah menyurati orang tua kalian dan mengirimkan lembaran jadwal kegiatan hari Minggu kalian yang harus diisi oleh orang tua. Jadi, orangtua kalian telah memantau kegiatan kalian. Ibu hanya ingin tahu sejauh mana kejujuran kalian,” jelas Bu Sasa panjang lebar.
Semua mata saling berpandangan satu sama lain. Mereka tak menyangka Bu Sasa melakukan hal itu.
“Oleh karena itu, ibu kembalikan jadwal kalian beserta amplop di dalam map ini,” kata Bu Sasa sambil mengacungkan map besar berwarna coklat.
Ketika selesai membagikan map coklat sesuai dengan milik anak-anak, Bu Sasa meninggalkan kelas. Kini, kelas mulai ramai dengan suara anak-anak yang beradu dengan kerosak map ketika dibuka. Mereka penasaran.
“Terima kasih Anto, sudah jujur menuliskan jadwal kegiatanmu apa adanya. Kurangi kebiasaan nonton TV, jangan lerlalu lama ya, Dan biasakan bangun pagi. Ibu ada hadiah untukmu”
pesan Bu Sasa yang ditulis dibawah jadwal kegiatan hari minggu yang dibuat dan dikumpulkan kemarin. Anto kembali merogoh bagian dalam map coklat dan mendapati sebuah buku kumpulan cerita nusantara yang masih baru dan disegel.
“Hore,” teriak Anto kegirangan sehingga membuat teman-teman sekelasnya mengerumuni dia.
“Wah, aku nanti pinjam ya,”seru Badrun.
“Tertu saja,kalau aku sudah selesai membacanya, akan kupinjamkan padamu,”ucap Anto.
Dara
hanya duduk termangu mengamati teman-temannya. Rupanya dia telah
menghapus dan mengganti jadwal kegiatan hari Minggu yang dibuatnya,
ketika tahu teman-teman mentertawakan jadwal Anto yang apa adanya. Dara
tidak ingin jadwalnya ditertawakan teman-teman. Di bagian bawah
jadwalnya Dara mendapati pesan tertulis dari Bu Sasa.”Tidak ada jadwal kegiatan hari minggu yang begitu sempurna. Tidak perlu malu untuk mengakui sesuatu.” Dara merasa benar-benar menyesal.
Ada beberapa anak yang menemukan ketidakcocokan antara jadwal yang dikumpulkan dengan jadwal yang ditulis di lembaran di dalam amplop yang dibagikan Bu Sasa.
“Ibu yakin, tanpa membacakan nama pemilik jadwal ini, yang punya pasti hafal kegiatan yang ditulisnya,” ucap Bu Sasa.
“Amplop ini adalah jadwal yang ditulis oleh orang tua kalian masing-masing. Jauh-jauh hari ibu sudah menyurati orang tua kalian dan mengirimkan lembaran jadwal kegiatan hari Minggu kalian yang harus diisi oleh orang tua. Jadi, orangtua kalian telah memantau kegiatan kalian. Ibu hanya ingin tahu sejauh mana kejujuran kalian,” jelas Bu Sasa panjang lebar.
Semua mata saling berpandangan satu sama lain. Mereka tak menyangka Bu Sasa melakukan hal itu.
“Oleh karena itu, ibu kembalikan jadwal kalian beserta amplop di dalam map ini,” kata Bu Sasa sambil mengacungkan map besar berwarna coklat.
Ketika selesai membagikan map coklat sesuai dengan milik anak-anak, Bu Sasa meninggalkan kelas. Kini, kelas mulai ramai dengan suara anak-anak yang beradu dengan kerosak map ketika dibuka. Mereka penasaran.
“Terima kasih Anto, sudah jujur menuliskan jadwal kegiatanmu apa adanya. Kurangi kebiasaan nonton TV, jangan lerlalu lama ya, Dan biasakan bangun pagi. Ibu ada hadiah untukmu”
pesan Bu Sasa yang ditulis dibawah jadwal kegiatan hari minggu yang dibuat dan dikumpulkan kemarin. Anto kembali merogoh bagian dalam map coklat dan mendapati sebuah buku kumpulan cerita nusantara yang masih baru dan disegel.
“Hore,” teriak Anto kegirangan sehingga membuat teman-teman sekelasnya mengerumuni dia.
“Wah, aku nanti pinjam ya,”seru Badrun.
“Tertu saja,kalau aku sudah selesai membacanya, akan kupinjamkan padamu,”ucap Anto.
Dara
hanya duduk termangu mengamati teman-temannya. Rupanya dia telah
menghapus dan mengganti jadwal kegiatan hari Minggu yang dibuatnya,
ketika tahu teman-teman mentertawakan jadwal Anto yang apa adanya. Dara
tidak ingin jadwalnya ditertawakan teman-teman. Di bagian bawah
jadwalnya Dara mendapati pesan tertulis dari Bu Sasa.”Tidak ada jadwal kegiatan hari minggu yang begitu sempurna. Tidak perlu malu untuk mengakui sesuatu.” Dara merasa benar-benar menyesal.
_____________________
CERPEN:DUA BATANG KAPUR
CREATED BY:TREZHNA
Suatu hari di sebuah rumah sakit di
Bandung,pegawai di rumah sakit membeli sekantong kapur baru dan bersih
di koperasi rumah sakit. Tapi sayang, karena kecerobohan si penjual,
kantong kapur baru itu berlubang. Seharusnya, kapur yang berisi seratus
buah menjadi Sembilan puluh sembilan buah. Ternyata ada sebuah kapur
yang jatuh dan merggelinding ke tong sampah.
”Iiih! Tempat apa ini. Kotor, jelek,kumal. Seharusnya aku ada di rumah sakit keren, bersih, dan memukau,” ucap si kapur dengan sombong. Di tempat sampah itu, si kapur baru yang masih putih dan bersih ditakdirkan untuk belajar di dalam tong sampah yang dihuni juga oleh sebuah kapur kecil dan dekil.
” DIMANA AKU SEKARANG !” jerit kapur bersih itu.
”Kamu ada di tong sampah,” kata si kapur dekil.
”Mana mungkin! Aku kan baru. Aku kan masih bersih, indah, ramping…” dan seterusnya. Begitulah si kapur Panjang selalu menyombongkan diri.
“Pagi yang cerah” kata kapur kecil sambil tersenyum.
“Pagi yang sangat membosankan!” jawab kapur panjang dengan jengkel.
“Kamu berasal dari mana? ” tanya kapur panjang.
“Aku kapur dari rumah sakit ini, dan aku senang karena sebelum aku menjadi kecil dan dibuang, aku memberikan banyak manfaat bagi orang lain.”
“Maksudmu manfaat apa?” tanya kapur panjang.
“Walaupun aku tidak secantik kamu, aku membuat dokter-dokter disini pintar. Aku mengajar banyak ilmu juga rumus-rumus yang sulit. Berkat aku, professor bisa mengajarkan hal-hal penting dan bermanfaat. Jadi aku tak pernah menyesal berada di sini. ”
Hari demi hari, kapur panjang masih merasakan kesedihan yang meliputi dirinya. Dia masih sedih karena terbuang. Dan kapur pendek selalu menghiburnya dengan menceritakan masa lalunya. Awalnya kapur panjang tidak menggubrisnya. Tapi lama kelamaan kapur panjang tersentuh dengan ceritanya. Kapur panjang pun merenung sambil mendengarkan cerita kapur pendek. Akhirnya kapur panjang pun menyadari berbagai kesalahan yang diperbuatnya selama ini,yaitu terlalu sombong dan ingin selalu tinggal di tempat yang enak. Tapi ada yang membuat sedih kapur panjang sekarang, yaitu dia ingin menjadi kapur yang berguna seperti kapur kecil.
Esoknya seorang suster tua melihat ke tong sampah.
” Wah! Ini ada dua batang kapur, yang setu panjang dan satu pendek.Sayang sekali. Siapa yang membuang kapur ini? Masih bagus. Sebaiknya kuambil untuk mengajar anak-anak cacat,” kata perawat lalu mengambil dua batang kapur.Dua kapur itu sangat senang. Mereka telah menjadi barang-barang yang berguna demi masa depan mereka yang membutuhkan Setelah sampai di yayasan anak cacat tersebut, mereka melihat banyak anak-anak yang menyandang kecacatan dan mereka yang ditinggali orang tuanya. Ada pula yang mengalami kebutaan, dan yang menyandang tuli. Kedua kapur itu sangat bahagia tinggal di panti karena bisa memberikan manfaat untuk anak-anak di panti.
”Iiih! Tempat apa ini. Kotor, jelek,kumal. Seharusnya aku ada di rumah sakit keren, bersih, dan memukau,” ucap si kapur dengan sombong. Di tempat sampah itu, si kapur baru yang masih putih dan bersih ditakdirkan untuk belajar di dalam tong sampah yang dihuni juga oleh sebuah kapur kecil dan dekil.
” DIMANA AKU SEKARANG !” jerit kapur bersih itu.
”Kamu ada di tong sampah,” kata si kapur dekil.
”Mana mungkin! Aku kan baru. Aku kan masih bersih, indah, ramping…” dan seterusnya. Begitulah si kapur Panjang selalu menyombongkan diri.
“Pagi yang cerah” kata kapur kecil sambil tersenyum.
“Pagi yang sangat membosankan!” jawab kapur panjang dengan jengkel.
“Kamu berasal dari mana? ” tanya kapur panjang.
“Aku kapur dari rumah sakit ini, dan aku senang karena sebelum aku menjadi kecil dan dibuang, aku memberikan banyak manfaat bagi orang lain.”
“Maksudmu manfaat apa?” tanya kapur panjang.
“Walaupun aku tidak secantik kamu, aku membuat dokter-dokter disini pintar. Aku mengajar banyak ilmu juga rumus-rumus yang sulit. Berkat aku, professor bisa mengajarkan hal-hal penting dan bermanfaat. Jadi aku tak pernah menyesal berada di sini. ”
Hari demi hari, kapur panjang masih merasakan kesedihan yang meliputi dirinya. Dia masih sedih karena terbuang. Dan kapur pendek selalu menghiburnya dengan menceritakan masa lalunya. Awalnya kapur panjang tidak menggubrisnya. Tapi lama kelamaan kapur panjang tersentuh dengan ceritanya. Kapur panjang pun merenung sambil mendengarkan cerita kapur pendek. Akhirnya kapur panjang pun menyadari berbagai kesalahan yang diperbuatnya selama ini,yaitu terlalu sombong dan ingin selalu tinggal di tempat yang enak. Tapi ada yang membuat sedih kapur panjang sekarang, yaitu dia ingin menjadi kapur yang berguna seperti kapur kecil.
Esoknya seorang suster tua melihat ke tong sampah.
” Wah! Ini ada dua batang kapur, yang setu panjang dan satu pendek.Sayang sekali. Siapa yang membuang kapur ini? Masih bagus. Sebaiknya kuambil untuk mengajar anak-anak cacat,” kata perawat lalu mengambil dua batang kapur.Dua kapur itu sangat senang. Mereka telah menjadi barang-barang yang berguna demi masa depan mereka yang membutuhkan Setelah sampai di yayasan anak cacat tersebut, mereka melihat banyak anak-anak yang menyandang kecacatan dan mereka yang ditinggali orang tuanya. Ada pula yang mengalami kebutaan, dan yang menyandang tuli. Kedua kapur itu sangat bahagia tinggal di panti karena bisa memberikan manfaat untuk anak-anak di panti.
Oleh : Theresna Zahra Sembiring
_______-.
22-09-2013
Papa langsung menutup pintu kembali, dan aku benar-benar panik bukan main. Aku gemetar saat itu juga. gak mungkin kan adikku Esa yang masih kecil bisa menggapai gagang pintu yang lumayan tinggi? Terus, yang tadi itu siapa? Untung aku nolak diajak main sama dia. Coba kalau aku nurut, yaampun gak kebayang deh.
22-09-2013
Feeling (cerpen)
Pengalamanku ketika aku masih di bangku SD. Aku
masih ingat banget ketika itu masih jam 5 pagi, hari Minggu. Waktu itu, aku
masih tertidur pulas dan masih bermimpi. Nah tiba-tiba aku terbangun dari
tidurku ketika ada seseorang yang membangunkanku. 2 kali panggilan, mataku
mulai kubuka dan kulihat adikku berdiri tegap di depanku sambil
tersenyum-senyum genit kearahku. Sebut saja namanya Esa.
Aku juga sempat melihat jam saat itu juga, emang
masih jam 5. Tapi, tumben adikku kok udah bangun dan kelihatan segar tanpa ada
sedikit raut ngantuk di wajahnya. Aku sempat bercakap-cakap sedikit sama dia.
"Eh Esa kok udah bangun?" kataku sambil mengucek mata. Dia jawab, "Nia, main yuk. Esa main sendiri nih," jawabnya sambil sedikit cengengesan. Karena aku sendiri nggak ada perasaan curiga berlebih, aku ngeiyain kemauan dia. Kalau aku tidur sendiri, aku tidak pernah yang namanya mematikan lampu di kamarku. Hanya saja, bagian ruang tamu dan ruang lain yang selalu gelap. Aku pun mengekor di belakang adikku sambil berbicara lagi, "Esa mau main apa? ini masih pagi." kataku yang masih ngucek mata dan terus mengekor dibelakangnya. Dia gak jawab, dia terus aja jalan. Dan akhirnya, kami berhenti di ruang tamu yang benar-benar gelap.
Disana, aku langsung menghentikan langkahku saat adikku juga berhenti. Dia bilang padaku, "Nia, Esa main disini aja ya. Nia mau ikut main?" katanya tetep cengegesan. Lalu aku jawab aja "Enggak ah Nia mau nonton aja di ruang tamu. Esa jangan kemana-mana ya." Itu aku bicara masih dalam keadaan badan lemes belum bertenaga. Selesai aku mengatakan itu, dia jalan beberapa langkah ke arah sofa yang aku duduki. Tanpa proses, dia langsung masuk ke dalam kolong sofa, gak ada jejak sama sekali.
"Eh Esa kok udah bangun?" kataku sambil mengucek mata. Dia jawab, "Nia, main yuk. Esa main sendiri nih," jawabnya sambil sedikit cengengesan. Karena aku sendiri nggak ada perasaan curiga berlebih, aku ngeiyain kemauan dia. Kalau aku tidur sendiri, aku tidak pernah yang namanya mematikan lampu di kamarku. Hanya saja, bagian ruang tamu dan ruang lain yang selalu gelap. Aku pun mengekor di belakang adikku sambil berbicara lagi, "Esa mau main apa? ini masih pagi." kataku yang masih ngucek mata dan terus mengekor dibelakangnya. Dia gak jawab, dia terus aja jalan. Dan akhirnya, kami berhenti di ruang tamu yang benar-benar gelap.
Disana, aku langsung menghentikan langkahku saat adikku juga berhenti. Dia bilang padaku, "Nia, Esa main disini aja ya. Nia mau ikut main?" katanya tetep cengegesan. Lalu aku jawab aja "Enggak ah Nia mau nonton aja di ruang tamu. Esa jangan kemana-mana ya." Itu aku bicara masih dalam keadaan badan lemes belum bertenaga. Selesai aku mengatakan itu, dia jalan beberapa langkah ke arah sofa yang aku duduki. Tanpa proses, dia langsung masuk ke dalam kolong sofa, gak ada jejak sama sekali.
Bodohnya aku, aku belum menyadarinya walau aku
sendiri melihat jelas kejadian itu. Dengan santai, aku jalan menuju ruang
tengah dan menyalakan tv. Beberapa menit kemudian, aku mulai bingung sendiri
dengan kejadian tadi, merinding sendiri. Ku pikir-pikir, buat apa adikku main
di bawah kolong sofa? kayak gak ada kerjaan aja. Nah disitu aku mulai menyadari
keganjilan itu.
Karena perasaanku mulai harap-harap cemas alias
takut, aku memanggil-manggil adikku yang tadi membangunkanku. Kulakukan itu
supaya aku tidak berfikir yang macam-macam tentang adikku. Karena gak ada
jawaban dari dia, akhirnya aku membangkitkan keberanianku untuk berjalan ke
ruang tamu.
Dalam jalan, aku masih sempat mengatakan,
"Esaaa!!! Nia panggil kenapa gak jawab-jawab." Aku langsung tidak
meneruskan kalimatku. Aku diam terpaku kearah kolong bangku, gak ada apapun
disana. Trus ku dekati kolong bangkunya, memang benar-benar kosong. Sampai
akhirnya aku mikir mungkin adikku pasti keluar rumah.
Nah disitu aku bermain logika, kalau adikku memang
keluar rumah, kenapa pintu masih terkunci sedangkan kuncinya masih menggantung
di pintu rumah. Nah loh, aku panik sendiri disitu, sampai akhirnya, aku berlari
ke kamar papaku. Esa memang tidur disana bersama papa dan mama.
Aku menggedor-gedor pintu sambil memanggil-manggil
papa berkali-kali, pintu pun terbuka. Aku langsung bicara sama papa.
"Papa, Esa mana?" kataku sambil berusaha menenangkan diri.
"Esa masih tidur." jawabnya.
"Emang Esa belum bangun?"
"Masih tidur Nia."
"Tadi Esa keluar kamar gak?" kataku mulai nggak bisa tenang.
"Enggak. dibilang masih tidur."
"Papa, Esa mana?" kataku sambil berusaha menenangkan diri.
"Esa masih tidur." jawabnya.
"Emang Esa belum bangun?"
"Masih tidur Nia."
"Tadi Esa keluar kamar gak?" kataku mulai nggak bisa tenang.
"Enggak. dibilang masih tidur."
Papa langsung menutup pintu kembali, dan aku benar-benar panik bukan main. Aku gemetar saat itu juga. gak mungkin kan adikku Esa yang masih kecil bisa menggapai gagang pintu yang lumayan tinggi? Terus, yang tadi itu siapa? Untung aku nolak diajak main sama dia. Coba kalau aku nurut, yaampun gak kebayang deh.
BY:ANNISA FITRIANI BURHAN ;)
_______________________ ______-
Menunggu Kabar (Cerpen)
Rafi kembali menghela nafasnya dan dikeluarkan
melalui mulut perlahan “Maaf mungkin ini untuk terakhir kalinya kita bertemu”
kata-katanya membuat penderitaanku semakin menambah “Mungkin ini saat-saat
terakhir kita bersama karena kita tak akan bertemu lagi, maafkan aku ya kalau
perkataan aku tadi membuat kamu sedih, tapi aku harus bilang, sebelum aku
pergi” gugamnya padaku, bibirku terbungkam tak sedikit kata terlontar di bibir
ini.
“Apa?” nafasku berhenti sejenak, jantungku seakan
ingin lepas karena kata-katanya, seketika otakku membeku dan entah mulutku
seakan bisu, diam seribu bahasa. Aku coba menahan sesuatu yang akan menetes
dari mataku ini, tapi entah kenapa rasanya berat sekali. Air mata itu pun
akhirnya jatuh juga. Aku memeluk diriku sendiri, seakan ada sesuatu yang akan
hancur di dalam dadaku. Tubuhku terasa lemas bahkan sudah tak kuat lagi
memegang sebuah handphone di tanganku. Aku tak percaya ini benar-benar terjadi.
Dirinya mengucapkan satu kalimat yang entah terasa sangat menyakitkan di
hatiku.
“Maaf, mulai sekarang kita jalani sendiri-sendiri.
” Ujarnya. Terdengar simple tapi menyakitkan. Malam itu tak henti-hentinya
mataku menitihkan air mata. Aku terlalu menyayanginya, sangat sulit
melupakannya. Setiap hari kami selalu melakukan berbagai aktifikas bersama.
Dari berangkat sekolah, istirahat, pulang bersama, bahkan les dan ngaji pun
sama-sama.
“Oh God, apa aku bisa melakukan semua itu tanpanya?” benakku
“Oh God, apa aku bisa melakukan semua itu tanpanya?” benakku
Lagi-lagi aku hanya bisa menangis dengan keadaan
semua ini, hatiku pun hancur “Tuhan.. Kenapa semua orang yang ku cinta satu
persatu pergi ninggalin aku? Kenapa begini? Kenapa semua ini terjadi? Kenapa?
KENAPA?” jerit batin ku lagi. “Mungkin sebaiknya kita tak komunikasi saja ya?
Karena kita gak mungkin bertemu lagi, jadi aku mohon kamu ngertiin aku ya?” aku
hanya diam saja, Rafi pun menggelus-ngelus rambutku, aku hanya tersenyum dan
menggangut-nganggut pelan “Padahal sebenarnya aku gak mau kamu pergi Rafi, aku…
Aku sudah cukup kesepian dengan kepergian Ibuku tapi sekarang kamu juga akan
pergi?” rintih hatiku lagi. “Raf, aku ke toilet dulu ya?” aku pun langsung
menuju toilet, aku menanggis tak kuat menahan semuanya “TUHAN KENAPA SEMUANYA
PERGI NINGGALIN AKU? APA SALAHKU? KENAPA SEMUA TEGA NINGGALIN AKU? MULAI DARI
IBU, DAN SEKARANG RAFI? AKU GAK KUAT HIDUP SENDIRIAN DI DUNIA INI!” aku
berteriak di toilet itu, aku menangis tersedu sampai-sampai terdengar keluar.
Seketika anak-anak yang berada di luar toilet pun
heran melihat wajahku yang lebam sekali “Kamu kenapa..?” tanya salah satu
temanku, “Ih.. Si Hanna kenapa yah? Mukanya lebam gitu” bisik teman-teman di
belakangku, seakan perduli denganku, aku langsung berjalan menuju kelas.
Keesokan harinya berjalan seperti biasa. Aku
menunggu bis sekolah yang tiap hari menjemputku dan siswa-siswa lainnya. Di
dalam bis itu, aku duduk di tempat biasanya, tempat di mana ia dan aku selalu
menghabiskan perjalanan dari rumah ke sekolah dengan berbincang-bincang.
Tibalah bis itu didepan rumahnya. Ia pun menaiki bis itu dengan gayanya yang
sangat cool. Kupikir dia akan tetap duduk di sebelahku, tapi ternyata ia malah
duduk dengan temannya. dia tak menyapaku sama sekali, aku dianggap seperti
barang yang tidak ada.
“hemm, dia menjauhiku” gumamku perlahan
“hemm, dia menjauhiku” gumamku perlahan
Setelah turun dari bis, aku pun berjalan melalui
koridor sekolah. hari ini rasanya berat. masih pagi saja, rasanya aku sudah
ingin pulang ke rumah dan serega mengunci kamarku, aku dan dia berbeda kelas,
jadi kami tidak memasuki ruang yang sama. Pelajaran hari ini, sepertinya tak
ada satupun yang nyambung di otakku, sepertinya hari ini otakku hanya diprogram
untuk memikirkannya. Saat istirrahat aku bergegas membayar SPP di Tata usaha.
Aku mulai memasuki ruangan tata usaha dengan perlahan-lahan. Aku terkejut
ternyata itu dia, dia sedang duduk dan menyerahkan beberapa berkas yang entah
berkas apa itu. Aku pun beranjak mendekatinya, tapi seketika itu ia malah
beranjak pergi, aku pun tidak menghiraukannya dan langsung bergegas membayar
SPP. Setelah membayar SPP, karena penasaran aku pun bertanya kepada petugas TU
tentang berkas apa yang tadi di berikan oleh Rafi. betul, Rafi orang yang
selama ini aku sayangi. setelah melakukan beberapa basa-basi akhirnya petugas
TU itupun mau memberi tau. Dan saat itu aku benar-benar kaget dengan apa yang
diberitahukan oleh petugas TU tersebut. Ternyata berkas-berkas itu adalah
berkas untuk pindah sekolah. dan Emir sudah melengkapi semuanya.
“Apa?! Rafi pindah sekolah” benakku sembari
meninggalkan ruang TU. Aku langsung bergegas mengambil handphone ku dan
mengirim sebuah pesan pada Rafi.
“Kamu pindah sekolah, ya? kenapa kamu tidak memberitahuku” sms ku pada Rafi
Beberapa menit kemudian hp ku berbunyi. Saat kubuka itu balasan sms dari Rafi
“Maafkan aku, aku tidak memberitahumu. Aku takut kamu sedih, aku harus pindah sekolah ke luar negeri karena ayahku mempunyai tugas disana. Besok aku sudah harus pergi ke sana, dan Paman ku yang akan mengurus administrasinya, aku akan ikut penerbangan pagi dengan pesawat GA-578, aku harap kau akan di sana untuk salam perpisahan.”
“Kamu pindah sekolah, ya? kenapa kamu tidak memberitahuku” sms ku pada Rafi
Beberapa menit kemudian hp ku berbunyi. Saat kubuka itu balasan sms dari Rafi
“Maafkan aku, aku tidak memberitahumu. Aku takut kamu sedih, aku harus pindah sekolah ke luar negeri karena ayahku mempunyai tugas disana. Besok aku sudah harus pergi ke sana, dan Paman ku yang akan mengurus administrasinya, aku akan ikut penerbangan pagi dengan pesawat GA-578, aku harap kau akan di sana untuk salam perpisahan.”
Sejenak, aku mulai tertegun. bahkan tanganku seakan
tak kuat menggenggam sebuah handphone. Malam harinya entah mengapa mataku tak
kunjung merasakan ngantuk. Aku pun pergi ke balkon dan memutuskan untuk melihat
bintang di sana. Sejenak bintang-bintang itu menghiburku, tapi aku kembali
teringat Rafi, dia akan pergi besok, entah apakah aku benar-benar siap hidup
tanpanya. ahh, apa yang aku pikirkan, pasti Rafi akan kembali lagi suatu saat
nanti.
Keesokan harinya, jam 7 pagi aku berangkat ke
bandara, entah sejak pagi hari ini firasatku benar-benar tidak enak. Rafi
berangkat ke Amerika jam 8 pagi, mudah-mudahan aku benar-benar sampai tepat
waktu. Jalan dari rumahku ke bandara memang cukup jauh, mungkin sekitar
setengah jam. kira-kira tinggal 2 km dari bandara, tiba-tiba mobilku mogok. oh
god kenapa bisa jadi begini. Aku langsung coba membuka tempat mesin mobil itu.
tiba-tiba sebuah asap mengebul keluar. Aku langsung menelpon petugas mobil
derek. 10 menit berlalu sekarang sudah jam 7.40, akhirnya mobil derek itupun
datang dan aku menitipkan mobilku pada petugas yang akan menderek mobilku
sampai rumah.
Tinggal 20 menit lagi, aku pun langsung menyetop
sebuah taksi untuk mengantarku ke bandara. Di dalam taksi aku terus melihati
jam tanganku dan terkadang berharap semoga waktu bisa sejenak berhenti.
Akhirnya sampai di bandara, sekarang sudah jam 7.55. setelah membayar taksi
akupun langsung berlari ke arah pintu check in penerbangan amerika. Benar saja
Rafi berdiri di sana. Rafi melihatku dan tiba-tiba langsung memelukku.
“aku akan sangat merindukanmu, Radin” ujarnya sambil menitihkan sebuah air mata
“aku yang akan lebih merindukamu” kataku dengan sangat lirih
“Aku akan kembali kesini, setiap hari aku akan mengabarimu dan merindukanmu, aku sayang padamu” lanjutnya
“aku juga sayang padamu” jawabku dengan terisak-isak
“Kamu jangan menangis, kamu akan lebih cantik jika tersenyum” ujarnya sembari menghapus air mataku.
“aku akan sangat merindukanmu, Radin” ujarnya sambil menitihkan sebuah air mata
“aku yang akan lebih merindukamu” kataku dengan sangat lirih
“Aku akan kembali kesini, setiap hari aku akan mengabarimu dan merindukanmu, aku sayang padamu” lanjutnya
“aku juga sayang padamu” jawabku dengan terisak-isak
“Kamu jangan menangis, kamu akan lebih cantik jika tersenyum” ujarnya sembari menghapus air mataku.
Aku pun akhirnya mengantarkan Rafi dan melambaikan
tangan sebagai salam perpisahan.
“Aku akan segera kembali, tunggu aku” teriaknya sambil tersenyum
aku pun pulang ke rumah, menyetel lagu mellow dan langsung berbaring di kamar. Saat berbaring aku memandangi fotoku dengan Rafi. Lama kelamaan, aku pun langsung lenyap dalam kelembutan suasana, dan akhirnya tertidur lelap. Keesokan harinya papa seperti biasanya menonton berita di TV, aku pun ikut duduk di sofa sambil meminum teh ku. Tiba-tiba pembaca berita membaca sebuah berita yang benar-benar tidak aku duga.
“Aku akan segera kembali, tunggu aku” teriaknya sambil tersenyum
aku pun pulang ke rumah, menyetel lagu mellow dan langsung berbaring di kamar. Saat berbaring aku memandangi fotoku dengan Rafi. Lama kelamaan, aku pun langsung lenyap dalam kelembutan suasana, dan akhirnya tertidur lelap. Keesokan harinya papa seperti biasanya menonton berita di TV, aku pun ikut duduk di sofa sambil meminum teh ku. Tiba-tiba pembaca berita membaca sebuah berita yang benar-benar tidak aku duga.
“pesawat GA-578 jatuh di Samudera pasifik,
dikabarkan tidak ada satupun korban yang selamat, berikut daftar korban” ucap
pembawa berita
Aku pun mulai tertegun dan meneteskan air mata,
papa juga ikut tertegun dan langsung bertanya padaku
“bukannya itu pesawat yang dinaiki Rafi kan?” ucap Papa
Aku tak menghiraukannya, pandangan mataku tetap menatap nama-nama yang ada di televisi. Tiba-tiba ada nama dan foto Rafi di sana. Aku pun menangis sejadi-jadinya.
“Pa, Rafi..Pa” Ucapku sambil menangis tak henti-hentinya.
Papaku berusaha menjauhkan aku dari TV di ruang keluarga dan mencoba menenangkan diriku.
“bukannya itu pesawat yang dinaiki Rafi kan?” ucap Papa
Aku tak menghiraukannya, pandangan mataku tetap menatap nama-nama yang ada di televisi. Tiba-tiba ada nama dan foto Rafi di sana. Aku pun menangis sejadi-jadinya.
“Pa, Rafi..Pa” Ucapku sambil menangis tak henti-hentinya.
Papaku berusaha menjauhkan aku dari TV di ruang keluarga dan mencoba menenangkan diriku.
Clarified By Denia Asyafira
_____________________-
KARENA AKU SAYANG MAMA :*
Namaku Tashya, umurku 15 tahun. Aku tinggal berdua bersama Mama. Papa
dan Mama sudah bercerai 10 tahun yang lalu, aku ikut mama dan Maya
(adikku) ikut Papa.
*Ketika pulang sekolah*
Tok tok tok “Ma, aku pulang” aku teriak sambil mengetok pintu rumah. “Masuk aja nak, pintu gak mama kunci” saut mama dari arah dapur. Aku pun langsung bergegas ke ruang makan dan mencoba mencolong tempe goreng hangat yang baru mama masak. “eeitt.. ganti baju dulu, baru kita makan bareng.” Jawab mama dengan senyum tipis sambil memegang tanganku yang enggan mengambil tempe goreng di meja makan. Tradisi itu sudah berlangsung selama 11 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kebiasaan aku dan mama tak pernah berubah.
Tok tok tok “Ma, aku pulang” aku teriak sambil mengetok pintu rumah. “Masuk aja nak, pintu gak mama kunci” saut mama dari arah dapur. Aku pun langsung bergegas ke ruang makan dan mencoba mencolong tempe goreng hangat yang baru mama masak. “eeitt.. ganti baju dulu, baru kita makan bareng.” Jawab mama dengan senyum tipis sambil memegang tanganku yang enggan mengambil tempe goreng di meja makan. Tradisi itu sudah berlangsung selama 11 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. Kebiasaan aku dan mama tak pernah berubah.
*Saat sedang makan bersama*
“Uhuk uhuk” suara batuk yang terdengar tak lagi asing pun mengarah dari arah mama, kulihat tangan mama yang sedang menutupi mulut dan hidung itu pun mengeluarkan darah. Mama pun segera menuju kamar mandi dengan tubuh lesu nya. Bodohnya aku, yang hanya tertunduk diam, dan melanjutkan makan ku tanpa sedikit pun menghiraukannya. Sebenarnya aku ingin sekali menolong dan bertanya kepada mama seperti yang dilakukan seorang anak di film-film. Tetapi kata-kata itu seakan tertahan oleh gengsi ku. Aku pun masih belum berani berbicara bijak didepan mama.
“Uhuk uhuk” suara batuk yang terdengar tak lagi asing pun mengarah dari arah mama, kulihat tangan mama yang sedang menutupi mulut dan hidung itu pun mengeluarkan darah. Mama pun segera menuju kamar mandi dengan tubuh lesu nya. Bodohnya aku, yang hanya tertunduk diam, dan melanjutkan makan ku tanpa sedikit pun menghiraukannya. Sebenarnya aku ingin sekali menolong dan bertanya kepada mama seperti yang dilakukan seorang anak di film-film. Tetapi kata-kata itu seakan tertahan oleh gengsi ku. Aku pun masih belum berani berbicara bijak didepan mama.
Esoknya, ketika matahari hangat mulai terbit, yaa seperti biasa, aku
dan mama melaksanakan shalat shubuh 2 rakaat di ruang tamu. Dan mama
yang selalu berada didepanku. Anehnya, ketika sujud, mama tidak lagi
terbangun dan melanjutkan shalatnya. Saat itu lah mama menghela nafas
terakhirnya, aku pun menjerit histeris. Ku lihat wajah mama yang
terlihat terang dan bersinar, ku cium pipi nya yang mulai keriput, ku
lihat senyum terakhirnya yang sangat manis. Aku menyesal tak pernah
merawat mama, aku selalu sibuk dengan dunia ku sendiri.
Seminggu telah berlalu, aku selalu menghabiskan waktu ku untuk
merenung, melamun dengan tatapan kosong memikirkan mama yang tak lagi
bersama ku. Aku hidup sebatang kara tak mempunyai siapa-siapa.
Ketika aku sedang membersihkan lemari besar milik Alm. Mama dikamar. Aku ingin mengambil pakaian yang berada di paling atas lemari, aku mencoba melompat dan tiba-tiba aku melihat selembar surat putih jatuh dari bawah pakaian.
Ketika aku sedang membersihkan lemari besar milik Alm. Mama dikamar. Aku ingin mengambil pakaian yang berada di paling atas lemari, aku mencoba melompat dan tiba-tiba aku melihat selembar surat putih jatuh dari bawah pakaian.
Isi dari surat tersebut :
“Ya tuhan, berikan aku waktu untuk menjaganya, menemani hari-harinya, mengisi kekosongan waktunya. Aku masih ingin membuatkannya sarapan pagi, memasak tempe goreng kesukaannya, menyapanya ketika pulang sekolah, bercanda bersamanya, dan merawatnya saat sakit. Mama Sayang Tashya.”
“Ya tuhan, berikan aku waktu untuk menjaganya, menemani hari-harinya, mengisi kekosongan waktunya. Aku masih ingin membuatkannya sarapan pagi, memasak tempe goreng kesukaannya, menyapanya ketika pulang sekolah, bercanda bersamanya, dan merawatnya saat sakit. Mama Sayang Tashya.”
Ah, ya Tuhan, ternyata bagi seorang ibu bersusah payah melayani
putrinya adalah sebuah kebahagiaan besar. Aku pun segera meredam tangis
ku dan coba bicara dalam hati “Karena Aku Sayang Mama” itulah ucapan ku
kepada mama, dan aku yakin mama pasti mendengarnya.
Sahabatku, tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan
kalimat “Aku sayang padamu.” Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk
menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai.
Ayo, kita mulai dari orang yang terdekat yang sangat mencintai kita,
Ibu. Walau ia tak pernah meminta. Percayalah.. kata-kata “Karena Aku
Sayang Mama” akan sangat berarti dan membuat mereka sangat bahagia. “Ya
Allah, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan
mama. Dan jika saatnya nanti mama kau panggil, terimalah dan jagalah ia
di sisiMu. Titip mamaku, ya Allah.
BY:ANNISA FITRIANI.B ______
Langganan:
Postingan (Atom)